Kamis 17 Nov 2022 19:12 WIB

Kampus Diharap Beri Literasi Keuangan Agar Mahasiswa tak Terjerat Utang

Orang tua diharap ajarkan mahasiswa agar tak mudah utang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Kampus Diharap Beri Literasi Keuangan Agar Mahasiswa tak Terjerat Utang. Foto: Bunga pinjaman online.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Kampus Diharap Beri Literasi Keuangan Agar Mahasiswa tak Terjerat Utang. Foto: Bunga pinjaman online.

IHRAM.CO.ID, PADANG--Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Prof Nizam meminta kampus harus mendorong literasi keuangan kepada mahasiswa supaya lebih bijak dalam mengatur pola keuangan. Ini terkait dengan banyaknya mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terjerat pinjaman online (Pinjol). 

“Kita lebih mendorong adik-adik mahasiswa untuk diberika literasi finansial. Sekarang ini literasi masyarakat kita termasuk mahasiswa masih rendah, agar masyarakat tidak mudah terpercaya dan tertipu model investasi dan simpan pinjam yang tidak masuk akal,” kata Prof Nizam, di Universitas Negeri Padang, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga

Nizam menyebut jeratan pinjol sebenarnya tidak hanya kepada mahasiswa. Ada banyak lapisan masyarakat seperti pedagang hingga petani yang juga terjerat pinjaman online.

“Melakukan pinjaman online merupakan problem yang mengakar juauh, sampi pedagang dan petani. Jadi ini PR kita untuk literasi,” ujar Nizam.

Selain mengimbau pihak kampus gencar memberikan literasi keuangan, Nizam juga berharap mahasiawa agar lebih bijak dalam mengatur keuangan. Ia tidak ingin mahasiswa yang masih meminta uang dari orang tua tidak latah untuk hidup hedonis dan konsumtif.

Bila menginginkan sesuatu mahasiswa menurut Nizam harus berusaha dan kerja keras sendiri untuk mewujudkannya. Bukan dengan mengambil jalan pintas meminjam uang kepada rentenir.

“Gaya hidup itu mahasiswa termasuk problematika, mahasiswa yang ingin punya gadget baru, baju bermerk. Harusnya lebih bijak,” kata Nizam menambahkan.

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa yang terjerat pinjaman online hingga didatangi penagih utang ke rumahnya, karena penagihan utangnya berkisar Rp 3 juta-Rp 13 juta untuk penjualan online yang ternyata tidak menguntungkan.

Para mahasiswa diduga terpengaruh oleh kakak tingkatnya untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online. Mereka diminta investasi ke usaha tersebut dengan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.

Namun dalam perjalanannya, keuntungan tidak sesuai dengan cicilan yang harus dibayarkan kepada pinjaman online hingga para mahasiswa mulai resah saat ditagih debt collector dan sebagiannya kini berinisiatif melapor ke Polresta Bogor Kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement