Mesin air dan irigasi
Pemanfaatan air dan angin sebagai sumber energi juga mampu menyokong produktivitas pertanian umat Islam. Teknologi ini secara tak langsung mengilhami perkembangan ilmu mekanika dalam dunia Islam.
Ilmuwan Muslim seperti al-Jazari memberikan sumbangan besar bagi perancangan mesin. Sedikitnya ada lima jenis mesin peng angkut air untuk memenuhi kebutuhan air di daerahdaerah kering di Arab, terutama untuk kebutuhan rumah tangga serta industri dan pertanian.
Penemuan teknologi tersebut sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air, yang merupakan kebutuhan pokok manusia, terutama di daerah-daerah yang minim air. Teknologi ini merupakan jawaban bagi keterbatasan ketersediaan alam bagi manusia.
Orang-orang Islam sejak abad ketujuh mengenal noria yang berfungsi untuk mengangkat dan meng alirkan air ke lokasi yang membutuhkan bila permukaan air rendah atau surut. Teknologi pembuatan jembatan dan sistem irigasi tidak kalah pentingnya.
Keadaan geografis suatu wilayah akan memengaruhi jenis teknologi yang dihasilkan, termasuk di negara-negara Islam pada abad pertengahan yang memiliki banyak sungai besar dan iklim kering di beberapa wilayahnya.
Teknik irigasi yang berkembang pada zaman Islam tidak lepas dari teknologi irigasi yang telah ada seperti pada masyarakat Mesir Kuno. Pada masa Islam, teknik irigasi khusus memanfaatkan air bawah tanah dengan pipa yang disebut qanat, yaitu terowongan yang nyaris horizontal dan menghubungkan sebuah sumber air bawah tanah ke lokasi yang membutuhkan air. Teknologi irigasi ini memberikan sumbangan yang sangat penting bagi dunia pada umumnya untuk mengatasi kelangkaan air di suatu wilayah.
Pembuatan kanal-kanal pun menjadi sebuah tek nologi yang sama penting nya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Para ahli teknik Muslim membangun bendungan untuk menyediakan dan mengatur air dalam sistem irigasi. Sekitar abad kesembilan telah dibangun bendungan di Tunisia dan Iran, kemudian abad ke-12 dibangun bendungan di Cordoba.