Senin 05 Dec 2022 20:40 WIB

Mengenal Dinar

Dinar merupakan mata uang yang dibuat dengan bahan emas murni 22 karat

Koin dinar (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Koin dinar (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, Dinar merupakan mata uang yang dibuat dengan bahan emas murni 22 karat dengan berat sekitar 4,25 gram. Dalam sejarah Islam, Dinar pertama kali digunakan di Madinah pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, pada masa Khulafa Al Rasyidin, penggunaan Dinar meluas dari Afrika Utara, Andalusia (Spanyol) hingga ke Asia Tenggara. Bahkan, mata uang berbahan emas sebetulnya telah dikenal dan digunakan oleh masyarakat dunia lebih dari enam ribu tahun lalu. Namun, saat ini tidak ada lagi negara yang menggunakan Dinar sebagai transaksi keuangan karena telah digantikan mata uang kertas.

Baca Juga

Di Indonesia, mata uang Dinar dicetak sejak 2000. Saat itu, Dinar tersebut dicetak melalui PT Logam Mulia, sebuah badan usaha milik negara (BUMN) anak perusahaan PT Aneka Tambang.

Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi jual beli Dinar kembali marak. Salah satu penyebabnya adalah terus meningkatnya inflasi dan terus melemahnya mata uang kertas baik rupiah maupun dolar AS. Sedangkan Dinar, karena terbuat dari emas, nilainya cenderung stabil bahkan terus menguat.

Pada awal Desember ini, nilai kurs per satu Dinar emas menembus level Rp 3,5 juta.  Saat ini, beberapa agen penjual Dinar terus bermunculan di sejumlah daerah. Agen tersebut dikenal dengan sebutan wakala Dinar. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement