IHRAM.CO.ID, `'Setiap kehidupan adalah matematis,'' cetus Prof Abdulalim Abdullah Shabazz, seorang guru besar matematika di Clark Atlanta University, AS. Tokoh Islam di Amerika, Malcolm X menyatakan, matematika adalah hidup, dan hidup adalah matematika. Lebih dari itu, Galileo dari Galilea menegaskan bahwa matematika merupakan bahasa yang digunakan Tuhan dalam menulis alam semesta.
Asal-muasal matematika yang berasal dari bahasa Yunani m thema (sains, ilmu pengetahuan atau belajar) telah muncul sejak 3000 SM. Adalah bangsa Sumeria yang hidup di daerah Mesopotamia, lewat lembaran tanah liat, diketahui sudah mulai menggunakan angka untuk pertama kalinya. Jejak matematika juga ditemukan dalam Plimpton - matematika Babilonia yang bertarikh 1900 SM.
Matematika lahir dari tuntutan kebutuhan hidup. Tak heran, bila kemudian ilmu hitung memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berkat matematika-lah, manusia dapat melakukan aktivitas perdagangan, menggukur tanah serta memprediksi peristiwa dalam astronomi.
`'Angka-angka mengatur segalanya,'' papar Phitagoras, ahli matematika Yunani.
Kesadaran umat Islam akan pentingnya menguasai matematika baru muncul pada akhir abad ke-8 M. Ahli sejarah Carl B Boyer, dalam 'History of Mathematics' menyatakan, `'Awal abad pertama penaklukan yang dilakukan bangsa Arab adalah masa kebingungan politik dan intelektual.''
Menurut Boyer baru pada 750 M, umat Islam mulai menyadari pentingnya melakukan transfer pengetahuan dari bangsa-bangsa yang ditaklukannya.
Di bawah pimpinan Khalifah Al-Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah, puluhan buku matematika yang penting dari Yunani dan Hindu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Salah seorang penerjemah buku-buku matematika dari Yunani itu Tabit bin Qurrah (836-901), seorang ahli matematika Nasrani.
Arithmetic karya Nicomachus dari Gerasa yang hidup sekitar 100 M, merupakan salah satu buku yang diterjemahkannya.Tak cuma itu, sederet buku lainnya yang ditulis, Euclid, Archimedes, Apollonius, Ptolemy dan Eutocius juga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Elemen-elemen Euclid diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Al-Hajjaj ibn Yusuf ibnu Mahar (786 - 833) . Tak heran, bila para ahli sejarah menyatakan, matematika Yunani, India dan Mesopotamia memegang peranan penting dalam perkembangan awal matematika Islam.
Buah pikir ahli matematika seperti Euclid, Apollonius, Archimedes, Diophantus, Aryabhata dan Brahmagupta telah menjadi rujukan utama bagi ilmuwan Muslim yang mendalami ilmu tersebut. Ghirah keilmuwan yang menyelimuti umat Islam ketika itu telah membuat transfer ilmu pengetahuan berkembang begitu sangat cepat.
Berdirinya perpustakaan besar Bait al-Hikmah di Baghdad yang dibangun Khalifah al-Ma'mun telah melecut semangat para ilmuwan dan intelektual Islam dalam melahirkan karya-karya yang baru. Apalagi, pada saat itu ilmuwan dan intelektual begitu dihargai dan digaji dengan bayaran yang luar biasa besar. Dalam waktu yang terlalu lama, era tamadun Islam itu telah melahirkan sejumlah ilmuwan Islam yang memberi kontribusi dalam mengembangkan matematika.