Senin 12 Dec 2022 20:41 WIB

Bencana Banjir Mendominasi Sepekan Terakhir Meski Frekuensi Berkurang

Banjir di Demak dan Karawang lebih banyak disebabkan oleh banjir laut.

Warga berada di depan rumahnya yang tergenang banjir di Perumahan Denanyar Asri Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (2/12/2022). Banjir tersebut merendam ratusan rumah dengan ketinggian bervariasi mulai dari 30 cm hingga 50 cm akibat curah hujan yang cukup tinggi selama beberapa jam serta buruknya saluran air. Bencana Banjir Mendominasi Sepekan Terakhir Meski Frekuensi Berkurang. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww.
Foto: ANTARA FOTO
Warga berada di depan rumahnya yang tergenang banjir di Perumahan Denanyar Asri Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (2/12/2022). Banjir tersebut merendam ratusan rumah dengan ketinggian bervariasi mulai dari 30 cm hingga 50 cm akibat curah hujan yang cukup tinggi selama beberapa jam serta buruknya saluran air. Bencana Banjir Mendominasi Sepekan Terakhir Meski Frekuensi Berkurang. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bencana banjir masih mendominasi pada sepekan terakhir tanggal 5-11 Desember 2022, namun frekuensinya mulai berkurang.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing mengatakan dalam pekan tersebut, sebanyak 24 kejadian bencana terjadi dari bencana hidrometeorologi dan geologi.

Baca Juga

"Tanah longsor, cuaca ekstrem, dan banjir masih mendominasi. Banjir, tapi frekuensi kejadiannya jauh berkurang, meskipun untuk jumlah yang mengungsi masih belasan ribu orang," kata Abdul, Senin (12/12/2022).

Kejadian paling mendominasi pada pekan tersebut, yakni banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Adapun pada pekan sebelumnya, kejadian erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur adalah yang paling signifikan.

Abdul mengatakan banjir di Demak dan Karawang lebih banyak disebabkan oleh banjir laut, dari pasang tinggi dan kondisi ekosistem pesisir yang kurang baik. Sehingga meskipun curah hujan tidak terlalu signifikan masih ada kejadian banjir di daerah pesisir.

Dia mengatakan pada September, Oktober kemudian sampai tengah November, Indonesia mengalami intensitas dan frekuensi kejadian banjir yang luar biasa tinggi. Namun, pada Desember ini kejadian agak menurun.

"Tetapi tetap harus kita waspadai, karena minggu lalu kita sampaikan ada bibit siklon di barat utara Sumatra, banjir di tiga lokasi. Dan ini kita lihat ada beberapa kejadian banjir di Pantura Jawa yang sebagian besar memang berasal dari debit air di hulu, tetapi juga ada yang berasal dari pengaruh banjir rob," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement