IHRAM.CO.ID, Sejarawan Islam seperti Ibnu Kurdadhbih dalam risalah yang berjudul Book of Roads and Provinces bertarikh 846 M - 885 M mengungkapkan bahwa pada era itu, perdagangan antara dunia Islam dengan Cina berlangsung dengan pesat. Sejarawan Muslim Muhammad Ibnu Al-Husain Al-Baihaki mengungkapkan fakta bahwa Gubernur Khurasan, Ali ibnu Isa mengirimkan 20 pasang porselin kekaisaran Cina kepada Khalifah Harun Ar-Rasyid yang tak pernah terlihat sebelumnya di istana sang khalifah.
Pada periode awal, para seniman Islam sudah mulai mengembangkan ide tentang lusterware - jenis tembikar atau porselin dengan lapisan metalik yang memberi efek warna. Lusterware pertama diciptakan para seniman Islam dengan melalui tiga proses pembakaran. Awalnya, lusterware menggunakan beragam warna. Namun, lantaran faktor ekonomi tembikar atau keramik jenis lusterware hanya menggunakan satu warna saja.
Pada masa itu, keramik atau porselin jenis itu diproduksi di Mesir. Tembikar khas negeri Piramida itu dilukis dengan gambar burung, hewan-hewan serta manusia. Saat itu, Mesir berada dalam era kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Selain itu, lusterware pun dikembangkan dan diproduksi di Persia dan Afghanistan.
Memasuki pertengahan abad ke-11 M, Persia ditaklukkan Dinasti Seljuk suku nomaden dari Turki. Seperti halnya Dinasti Fatimiyah, bangsa Seljuk juga membawa gaya dan teknik pembuatan keramik ke berbagai bagai wilayah yang mereka kun jungi. Selama tiga abad (11 M - 13 M), Dinasti Seljuk mampu menciptakan perdamaian. Sehingga, kesenian tumbuh pesat.
Sejarah mencatat, sepanjang separuh abad dari 1175 M hingga 1225, industri keramik berkembang dengan pesat di kawasan Timur Dekat. Pada era itu, kota Rayy dan Kashan, di utara Persia tengah menjadi sentra beragam jenis tembikar. Paling tidak, ada tiga jenis tembikar yang diperkenalkan oleh Dinasti Seljuk.
Di abad ke-13 M, sentra keramik mulai muncul di Kashan dan Mesir. Di kedua wilayah itu, industri keramik tumbuh begitu pesat. Pasalnya, pusat industri keramik di negeri Muslim lainnya telah dihancurkan tentara Mongol. Sepanjang abad ke-13 M hingga 14 M, beragam jenis keramik diproduksi di Kashan. Pusat industri keramik itu juga diakui sebagai penghasil ubin lantai yang termasyhur.
Pada periode pertengahan itu, Mesir juga menjelma menjadi sentra industri keramik yang maju. Apalagi, negeri itu tak mampu ditembus pasukan tentara Mongol. Dinasti Mamluk yang berkuasa di kawasan itu mampu memukul mundur serangan membabi-buta yang dilancarkan bangsa Mongol.
Produksi keramik berkembang pesat, lantaran penguasa Mamluk menarik banyak seniman pembuat keramik dari wilayah lain untuk berkreasi di Mesir. Ciri khas, keramik yang diciptakan seniman Mamluk adalah menampilkan tema-tema keagamaan. Dinasti ini memang sangat mendukung berkembangnya seni rupa Islam.
Pada periode akhir, ada tiga jenis keramik atau tembikar yang berkembang di dunia Islam. Salah satu keramik yang terkenal pada masa itu adalah tembikar Kubachi dan Iznik. Salah satu pusat industri keramik pada peride terakhir itu berada di Kirman. Di wilayah itu, para pembuat keramik membuat tiruan keramik Cina.
Teknik dan desain keramik Islam yang khas telah berpengaruh terhadap seni keramik di Negara-negara Eropa, seperti Italia, Prancis, Spanyol serta Inggris. Bahkan, para seniman Spanyol kerap menggunakan desain Islam dalam membuat aneka produk keramik yang dikenal dengan nama Hispano-Moresque.