IHRAM.CO.ID, Razia Sultana lahir pada tahun 1205 M. Ia adalah keturunan bangsa Seljuk Turki yang berkuasa di wilayah Delhi. Ia merupakan penguasa kelima Dinasti Mamluk di anak benua India. Di era kejayaan Islam, secara bergantian muncul kerajaan Muslim di wilayah itu.
Kerajaan-kerajaan Muslim itu dinamakan Kesultanan Delhi. Dinasti-dinasti Islam yang pernah berkuasa di negeri Hindustan itu, antara lain Mamluk (1206 M - 1290 M), Khilji (1290 M - 1320 M), Tughlaq (1320 M - 1413 M), Sayyid (1414 M -1451 M), serta Lodhi (1451 M - 1526 M).
Masa kepemimpinan Razia Sultana berakhir dengan sebuah pengkhianatan. Ketika sang Sultana tengah meredam pemberontakan yang dilakukan gubernur di Lahore, sejumlah bangsawan Turki mengkhianatinya. Kursi ke kuasaannya diambilalih saudara laki-lakinya bernama Bahram.
Untuk mengambil alih kembali tahtanya, Razia Sultana menikah dengan Gubernur Bhatinda, Malik Altunia. Ia bersama suaminya lalu kembali ke Delhi. Razia Sultana beserta suaminya tutup usia pada 13 Oktober 1240 M, dibunuh Bahram dalam perjalanan ke istana kesultanan. Razia Sultana hingga kini dikenang sebagai penguasa perempuan yang berhasil di India pada abad ke-13 M.
Sejatinya, Razia Sultana bukanlah satu-satunya Muslimah yang memimpin sebuah negara atau kerajaan. Di Mesir, seorang Muslimah bekas budak yang berasal dari bangsa Turki bernama Shajarat al-Durr pada 2 Mei 1250 M men jadi penguasa Dinasti Mamluk yang juga bergelar sultana. Selain itu, ada pula Sultana Aisha yang memimpin kerjaan Touggourt di wilayah Aljazair.
Bahkan, di Aceh, terdapat lima sultana yang sempat memegang kekuasaan. Kelimanya adalah Sultana Seri Ratu Nihrasyiah Rawangsa Khadiyu (1400 M-1427 M), penguasa Pasai; Sultana Seri Ratu Ta’jul Alam Syafiatuddin Syah (1641 M - 1675 M), putri Sultan Iskandar Muda; Sultana Seri Ratu Nurul Alam Naqiatuddin Syah (1675 M - 1678 M), putri Sultana Syafiatuddin; Sultana Seri Ratu Zakiatuddin Inayat Syah (1678 M - 1688 M); serta Sultana Seri Ratu Kamalat Syah (1688-1699).