Senin 19 Dec 2022 08:45 WIB

PBNU Lantik Pengurus K-Sarbumusi

K-Sarbumusi diminta menjalankan tugas dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab.

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)
Foto: Dok Republika
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) resmi melantik pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027 di bawah kepemimpinan Irham Ali Saifuddin.

Pelantikan ditandai dengan pembacaan baiat yang dibacakan KH Yahya Cholil Staquf dan diikuti secara serentak oleh para pengurus K-Sarbumusi di salah satu hotel di Jakarta, Kamis kemarin.

Baca Juga

Turut menyaksikan pelantikan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Mantan Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri dan sejumlah tokoh lainnya.

Gus Yahya berpesan kepada para pengurus DPP K-Sarbumusi untuk menjalankan tugas dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab serta memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Sarbumusi NU Irham Ali Saifuddin mengatakan besarnya bonus demografi, perubahan iklim dan adanya perkembangan teknologi dan digitalisasi di sektor industri yang begitu pesat memberikan dampak disrupsi terhadap kehidupan masyarakat, Tidak terkecuali, bagi dunia tenaga kerja atau buruh.

Munculnya perubahan itu, kata Irham, merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi semua pihak, baik pemerintah, pengusaha dan buruh. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersatu menghadapi perubahan tersebut.

"Kedepan saya kira harus diperbaiki oleh semua pihak, bukan hanya oleh negara, oleh organisasi pengusaha, tetapi juga oleh kita sebagai organisasi serikat buruh," Kata Irham.

Menurut dia, adanya perubahan teknologi dan digitalisasi di sektor industri juga menyebabkan tenaga kerja atau buruh manusia kehilangan lapangan kerjanya. Jadi, meskipun investasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Namun, hal itu tidak bisa beriringan dengan penyerapan tenaga kerja di sektor formal.

"Setiap tahun Indonesia (hanya) bisa menyerap 1 sampai 1,2 Juta tenaga kerja di sektor formal. Di sisi lain pertumbuhan angkatan kerja baru setiap tahun antara 2 sampai 3 Juta. Lalu, Kemana kah sisanya yang tidak terserap, tentu (mereka) akan bekerja di sektor informal dan sebagian besar yang bekerja di sektor informal adalah warga NU," jelas Irham.

Dalam kesempatan itu, kata Irham, Sarbumusi akan memastikan kaum buruh tidak akan ditinggalkan dan harus menjadi pilar utama dalam pembangunan.

Untuk itu, Sarbumusi akan fokus merumuskan sejumlah hal, diantaranya yakni program terkait dengan penciptaan lapangan kerja.

"Sarbumusi akan berada di garis depan untuk mengawal isu isu sustainability investment. Sarbumusi akan memastikan setiap investasi yang masuk di indonesia ini akan dibarengi pada upaya untuk mensejahterakan buruh di Indonesia," kata Irham.

Selanjutnya, Sarbumusi, kata Irham juga fokus pada sektor penguatan SDM melalui pendidikan Vokasi.

Selain itu, Sarbumusi juga bakal mengkampanyekan doktrin Hubungan industrial ala ahlusunah wal jamaah yang dianut oleh Nahdlatul Ulama. Ke-empat doktrin keagamaan itu yakni, Pertama Tasamuh (Toleran), Tawasud (Moderat), Taadul (Berbuat Keadilan atau Justice) dan Tawazun (Berbuat Keseimbangan).

Sarbumusi lanjut Irham, juga akan fokus pada upaya penguatan perlindungan sosial inklusif. "Karena nature dari tenaga kerja di NU sebagian besar adalah mereka yang berada di sektor informal. Sehingga ketika mereka terlayani dalam program jaminan sosial, semoga ini bisa memitigasi resiko-resiko yang dihadapi oleh warga NU," kata dia.

Dalam upaya mewujudkan program tersebut, maka internal Sarbumusi harus bisa bersatu dan kompak. "Sehingga, harapan untuk bisa menjadi salah satu serikat buruh terbesar di Indonesia dalam lima tahun kedepan (bisa terwujud)," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement