Kamis 29 Dec 2022 11:22 WIB

2022 Jadi Tahun Tersulit Bagi Kota Suci dan Masjid Al-Aqsa

Tahun 2022 adalah salah satu tahun paling parah sejak pendudukan Zionis.

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Agung Sasongko
  Imam & Khatib Masjid Al Aqsha Syaikh Ikrimah menyampaikan paparannya pada acara Silaturahmi dan buka puasa bersama Syaikh Ikrimah Sabri di Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Darmawan)
Foto: Republika/Darmawan
Imam & Khatib Masjid Al Aqsha Syaikh Ikrimah menyampaikan paparannya pada acara Silaturahmi dan buka puasa bersama Syaikh Ikrimah Sabri di Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Darmawan)

IHRAM.CO.ID,AL-QUDS -- Pembicara Masjid Al-Aqsa yang diberkahi, Sheikh Ikrima Sabri, menegaskan tahun 2022 adalah tahun paling sulit dan penuh kekerasan bagi kota al-Quds yang diduduki dan masjidnya.

"Tahun 2022 adalah salah satu tahun paling parah sejak pendudukan Zionis. Serangan ke al-Aqsa sangat parah dan kejam, mereka mencoba untuk melakukan ritual keagamaannya," ujar Sheikh Sabri dalam pernyataan khusus, dikutip di SABA,  Kamis (29/12).

Baca Juga

Lebih lanjut, Sheikh Sabri menekankan orang-orang Yahudi memanfaatkan festival dalam hal meningkatnya jumlah pemukim yang datang ke masjid.

Para pemukim Yahudi disebut masuk ke dalam lingkungan masjid di bawah pengamanan ketat dari pasukan musuh Zionis. Mereka tidak berani masuk tanpa penjaga, karena Masjid al-Aqsa bukan untuk mereka.

Sheikh Sabri lantas menekankan, setiap tindakan yang diambil oleh musuh Zionis di al-Quds yang diduduki ditujukan untuk Yudaisasi, apakah itu menargetkan institusi al-Quds, rumah atau orang al-Quds.

"Setiap tindakan yang diambil oleh pendudukan atau hukum yang dikeluarkan olehnya adalah untuk kepentingan mereka. Ini adalah tujuan mereka dan inilah yang telah berulang kali mereka nyatakan, bahwa alQuds menjadi kota Yahudi dan ibu kota orang Yahudi," lanjut dia.

Mereka disebut ingin mengubah Al-Quds sebagai kota yang bukan milik mereka yang tinggal di Palestina. Mereka mencoba menarik sebanyak mungkin orang Yahudi dari luar Palestina.

Mengenai eksploitasi mereka terhadap hari raya tersebut, Sheikh Sabri mengatakan hari raya mereka sangat banyak dan banyak. Karena mereka rakus akan al-Aqsa dan kedaulatan mutlaknya, mereka menggunakan hari raya ini untuk mendorong orang Yahudi menyerbu dan meningkatkan jumlah yang menyerang.

Para pemukim ini disebut dengan jelas memanfaatkan hari libur. Selama perayaan hari raya, mereka melakukan upacara meriah, seperti bendera, daun palem, tempat lilin, pengorbanan dan pakaian biksu, yang semuanya merupakan ritual keagamaan yang mereka lakukan pada kesempatan hari raya.

Mengenai kampanye elektoral Zionis yang mempengaruhi Masjid al-Aqsa, Sheikh Sabri menekankan partai-partai ekstremis Yahudi berlomba dan menjadi lebih ketat tentang siapa yang paling menyerbu, siapa yang menangkap dan siapa yang paling menyiksa.

Juru bicara Masjid al-Aqsa ini lantas menyimpulkan pernyataannya dengan mengatakan jalan yang diambil "Israel" cenderung ekstremisme, intoleransi dan kekerasan. Partai-partai ini mengikuti jalan "Israel" untuk mendapatkan dukungan sebanyak mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement