IHRAM.CO.ID,MADINAH -- Kota Madinah telah lama menjadi mercusuar cahaya dan ilmu. Para peziarah dan pengunjung dapat membuktikan kedamaian yang mereka temukan di kota suci yang tenggelam dalam lingkaran cahaya ini.
Kota ini telah membuat langkah besar dalam beberapa tahun terakhir, memantapkan dirinya sebagai tempat yang ideal untuk museum dan tempat belajar. Para cendekiawan berkumpul dan menavigasi jalan yang dilalui Nabi Muhammad, mempelajari lanskap dan manuskrip yang disimpan di dalam kotal
Kompleks Raja Abdulaziz untuk Perpustakaan Wakaf, yang terletak di dalam Universitas Islam Madinah, adalah bangunan mewah berwarna terang yang dindingnya memuat prasasti Arab yang rumit.
Kompleks ini menyimpan koleksi manuskrip yang mengesankan dan tak ternilai harganya, serta salinan Alquran yang langka dan indah, karpet, maupun deretan artefak dalam kotak kaca tertutup.
Sekretaris jenderal kompleks, Dr. Fahd Al-Wahbi, mengatakan Kompleks Raja Abdulaziz ini adalah badan pemerintah yang didirikan berdasarkan keputusan Dewan Menteri pada tahun 1437. Keberadaannya diawasi oleh dewan pengawas yang dipimpin oleh Gubernur wilayah Madinah dan secara organisasi terkait dengan Dewan Menteri Saudi.
“Kompleks ini bertujuan untuk melestarikan manuskrip dan barang berharga, serta menyediakannya bagi pengunjung. Pameran ini adalah bagian dari kepemilikan yang dipegang oleh kompleks tersebut," kata dia dikutip di Arab News, Ahad (1/1).
Pada 2021, di bawah kepemimpinan Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman bin Abdulaziz, Al-Wahbi memimpin rapat pertama dewan pengawas kompleks tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Pusat Digitalisasi dan Katalog pun didirikan. Lembaga ini juga mendorong digitalisasi dan pengindeksan manuskrip, buku langka, serta koleksi berharga yang ada di dalamnya.
Pertemuan tersebut juga mendirikan Journal of the King Abdulaziz Complex for Endowment Library, sebuah jurnal ilmiah, yang menerbitkan penelitian tentang studi khusus.
Dengan rak dan deretan buku, bangunan dan area yang lebih luas, di dalamnya tersimpan harta karun informasi dan bukti bagaimana Madinah memprioritaskan pelestarian dokumen sejarah untuk digunakan masyarakat.
Adapun Pameran Bangunan Masjid Nabawi hanya berjarak beberapa langkah dari Al-Masjid Al-Nabawi, Masjid Nabawi. Museum ini memberikan konteks dan latar belakang perjalanan Nabi Muhammad ke Madinah pada 622, yang dikenal sebagai Hijrah, selain artefak dan manuskrip.
Direktur Eksekutif Museum Dar Al-Madinah, Hassan Taher, mengatakan museum tersebut adalah museum khusus pertama dan terbesar, dari sejarah dan warisan budaya Madinah dan tengara kehidupan Nabi.
Museum ini memiliki empat ruang utama. Mereka majalah khusus tentang sejarah dan landmark Madinah, serta mengadakan seminar dan forum tentang topik tersebut.
Salah satu aula berisi koleksi lukisan dan gambar langka Madinah dan koleksi unik dari sejarah Islam. Letaknya tidak terlalu jauh dari kawasan di Knowledge Economic City.
“Museum melakukan penelitian khusus dalam hal warisan arsitektur Madinah. Ini berisi perpustakaan buku, penelitian dan majalah yang relevan, yang semuanya dapat diakses oleh para peneliti," ujar dia.
Dia lantas mengatakan pihak museum telah menerbitkan lebih dari 44 buku dan publikasi tentang arsitektur Madinah.
Ada sekitar 2.000 artefak di ruang pameran museum Ini termasuk barang antik, model yang sangat akurat, kerajinan tangan, manuskrip, dokumen, korespondensi, publikasi lama, prangko, foto dan karya seni.