IHRAM.CO.ID, Berbagai literatur menjelaskan, sastra makin berkembang dan tumbuh menjadi primadona di era kekuasaan Daulah Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad pada abad ke-8 M. Masa keemasan kebudayaan Islam serta perniagaan terjadi pada saat Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Ma'mun berkuasa. Pada era itu, prosa Arab mulai menempati posisi terhormat dan berdampingan dengan puisi. Puisi sekuler dan puisi keagamaan juga tumbuh beriringan.
Para sastrawan di era kejayaan Abbasiyah tak hanya menyumbangkan kontribusi penting bagi perkembangan sastra di zamannya, namun juga turut memengaruhi perkembangan sastra di Eropa era Renaisans. Al-Jahiz--salah seorang di antaranya--adalah yang melahirkan prosa-prosa jenius pada masa itu.
Berkat karya-karyanya yang mengagungkan, nama Al-Jahiz pun dikenal sebagai intelektual di zamannya. Prosa-prosanya yang gemilang bergema melintasi rentang waktu berabad-abad. Hingga kini, karyanya masih menjadi pembicaraan dan kerap dijadikan bahan rujukan dalam berbagai penuisan karya-karya sastra.
Karya terkemuka Al-Jahiz adalah kitab al-Hayawan, sebuah antologi anekdot-anekdot binatang yang menyajikan kisah fiksi dan nonfiksi. Karya lainnya yang sangat populer adalah kitab al-Bukhala, Book of Misers, sebuah studi yang jenaka dan mencerahkan tentang psikologi manusia.
Tak salah bila banyak kalangan menyebut Al-Jahiz adalah ilmuwan Muslim termasyhur pada abad ke-9 M. Ia seorang sarjana Muslim legendaris serba bisa yang menguasai sastra Arab, ilmu-ilmu keislaman, biologi, tata bahasa, sejarah, psikologi, retorika, serta zoologi. Kiprahnya sebagai sastrawan agung telah membuat dunia Barat mengaguminya.
Christopher Dawson, contohnya. Ilmuwan Barat ini menyebut Al-Jahiz sebagai seorang ilmuwan terhebat dan pengarang dengan gaya bahasa menakjubkan di abad ke-9 M. ''Dia adalah salah seorang penulis prosa terhebat dalam dunia sastra Arab klasik,'' tutur Bernard Lewis. Pujian serupa juga diungkapkan oleh HAR Gibb dan Philip K Hitti.
Hitti yang termasyhur dengan bukunya berjudul History of Arabs mengatakan, ''Al-Jahiz adalah salah seorang penulis yang produktif dan kerap dikutip para sarjana dalam literatur Arab.''
HAR Gibb bahkan menjuluki Al-Jahiz sebagai sastrawan yang mencetuskan gaya prosa Arab. Semua komentar dan pujian itu menunjukkan betapa cucu seorang budak berkulit hitam ini adalah sarjana Muslim fenomenal yang karyanya mampu menembus sekat waktu dan geografis.