IHRAM.CO.ID, KUWAIT – Menteri Kehakiman Kuwait dan Menteri Awqaf dan Urusan Islam serta Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi pad Senin (9/1/2023) menandatangani perjanjian haji yang mengalokasikan kuota haji sekitar 8.000 jamaah dari Kuwait. Seperti dilansir Arab Times pada Rabu (11/1/2023) Kesepakatan untuk haji tahun 1444 Hijriah ditandatangani oleh Menteri Abdulaziz Al Majid Kuwait, juga Menteri Negara Promosi Integritas, dan Menteri Tawfeeq Al Rabiah dari Arab Saudi.
Itu dicapai saat Menteri Al Majed menghadiri konferensi dan pameran Layanan Haji dan Umroh 2023 sebagai tanggapan atas undangan dari pemerintah Saudi. Dalam acara tersebut, Al Majed diberikan pengarahan tentang layanan yang diberikan kepada jamaah haji di berbagai sektor, yaitu transportasi dan katering. Ibadah haji di Arab Saudi akan kembali ke tingkat pra-pandemi tahun ini setelah pembatasan melihat peringatan keagamaan tahunan dibatasi karena kekhawatiran tentang virus corona.
Ibadah haji, yang diwajibkan bagi semua Muslim yang berbadan sehat sekali dalam hidup, merupakan salah satu kumpulan orang terbesar di dunia. Sebelum pandemi, ziarah menarik jutaan orang setiap tahun ke kota suci Islam Mekkah. Pada 2019, lebih dari 2,4 juta orang mengikuti ibadah haji. Tetapi pada tahun 2020, di tengah penguncian yang dipicu oleh pandemi, Arab Saudi secara drastis membatasi ibadah haji dengan hanya 1.000 penduduk Arab Saudi yang diizinkan untuk ambil bagian.
Itu adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan selama epidemi flu 1918 yang menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia. Pada tahun 2021, sekitar 60.000 penduduk Arab Saudi hadir. Tahun lalu melihat 1 juta umat beriman menunaikan ibadah haji.
Berbicara pada Senin malam di sebuah konferensi tentang haji di kota pelabuhan Laut Merah Jeddah, Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah mengumumkan pencabutan pembatasan tersebut.
“Saya membawakan Anda dua kabar baik dalam pertemuan ini. Yang pertama, kembalinya jumlah jamaah seperti sebelum pandemi tanpa batasan usia,” kata al-Rabiah, menurut Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah.
“Dan yang kedua, mengizinkan misi haji mana pun dari seluruh dunia untuk berurusan dengan perusahaan berlisensi mana pun yang memenuhi persyaratan jamaah dari negara-negara tersebut,” tambahnya.