Senin 30 Jan 2023 13:03 WIB

Mahasiswa Harvard Kembali Lakukan Umrah Setelah Empat Tahun 

Mayoritas mahasiswa Harvard yang mengikuti umrah adalah junior dan senior.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi umat Islam dari berbagai belahan dunia melaksanakan umrah.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi umat Islam dari berbagai belahan dunia melaksanakan umrah.

IHRAM.CO.ID, CAMBRIDGE -- Sebanyak 32 sarjana Muslim Harvard memulai ziarah umrah kedua yang digelar Universitas ke Makkah, Arab Saudi. Kegiatan ini berlangsung selama liburan musim dingin. 

Setelah Harvard menyelenggarakan perjalanan umrah pertamanya pada 2019, lebih dari selusin siswa yang mendengar tentang perjalanan tersebut sangat ingin bergabung pada 2020.

Namun, karena merebaknya pandemi Covid-19, perjalanan tersebut dibatalkan.  Ketika perjalanan dijadwalkan ulang untuk Januari tahun ini, banyak siswa yang berniat hadir pada 2020 dengan cepat mendaftar kembali.

Selain tiga mahasiswa tahun pertama, mayoritas mahasiswa S1 yang mengikuti trip tersebut adalah junior dan senior. Afiliasi Harvard lainnya ikut bergabung dengan total 67 peserta, termasuk mahasiswa pascasarjana dan anggota keluarga sarjana. 

Dilansir di The Crimson, Senin (30/1/2023), sumbangan dermawan dari lulusan Harvard Business School dan orang tua dari dua sarjana Harvard saat ini memungkinkan Universitas menawarkan perjalanan tanpa biaya, kepada generasi pertama dan siswa Muslim berpenghasilan rendah. 

Menurut pemimpin atau tokoh agama Muslim Universitas, Khalil Abdur-Rashid, sumbangan untuk perjalanan tahun ini dilaporkan berjumlah sekitar 100.000 dolar atau setara Rp 1.497.020.000. Khalil juga disebut-sebut sebagai sosok yang akan menemani para mahasiswa dalam perjalanan umrah tersebut. 

Abdur-Rashid pun memuji dukungan Harvard terhadap iman dan agama di kampus. “Universitas telah berkembang pesat ke arah semakin banyak dukungan untuk kehidupan beragama secara umum bagi semua tradisi kepercayaan di kampus, dan saya pikir itu adalah perubahan besar. Ini Harvard baru," ucapnya. 

Salah satu imam Muslim Harvard Samia Omar, yang juga menemani afiliasinya dalam perjalanan itu, mengatakan pentingnya umrah dalam agama Islam membuat program itu sangat berarti bagi para pelajar. 

“Perjalanan ini adalah impian banyak Muslim di seluruh dunia. Bagi para siswa muda dapat melakukannya tanpa benar-benar membayar banyak uang, karena mereka mendapat dukungan dari Harvard, adalah sesuatu yang mengubah hidup mereka,” ujar dia. 

Omar menyebut rombongan pertama kali mengunjungi kota Madinah dan berkeliling ke berbagai tempat bersejarah di kota tempat Nabi Muhammad dimakamkan. Kelompok itu kemudian naik kereta ke MAkkah, di mana mereka melakukan ritual dan ziarah umrah yang sebenarnya. 

Salah satu peserta, Yousuf A. Bakshi, menggambarkan perjalanan itu sebagai salah satu bagian paling berkesan dari pengalaman kuliahnya sejauh ini. Berkat reputasi global Harvard, grup tersebut memperoleh akses ke beberapa pengalaman yang biasanya tertutup untuk umum.  Termasuk di dalamnya adalah bertemu dengan anggota keluarga kerajaan Saudi dan Menteri Haji dan Umrah Saudi, sekaligus belajar tentang bagaimana kota ziarah terbesar di dunia beroperasi.

Nama Harvard disebut bisa memberinya beberapa kelebihan di seluruh dunia. “Saya seorang mahasiswa berpenghasilan rendah, jadi dengan Harvard membayar biaya saya, pada dasarnya sebagai bagian dari bantuan keuangan, adalah kesempatan yang sangat luar biasa. Saya akan selalu mengingat ini seumur hidup saya," ujar pria berusia 23 tahun ini.  Peserta lainnya, Tabish Soleman, mengatakan perjalanan itu adalah pengalaman yang sangat merangsang secara spiritual.

Ia juga memberikan pujian kepada ustaz Abdur-Rashid, karena mau berbagi pengetahuannya yang luas tentang Islam.  “Sejujurnya saya terpesona oleh betapa banyak yang saya pelajari hanya dengan duduk di bus dan mendengarkan Ustaz Khalil Abdur-Rashid berbicara dengan kami,” ucapnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement