IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pembagian laba setelah zakat untuk tahun 2022 yang akan diumumkan oleh lembaga Tabung Haji (TH), akan bergantung pada strategi investasi yang dikelola oleh pengurus TH sepanjang 2022. Pakar Ekonomi dari Universiti Tun Abdul Razak, Prof Barjoyai Bardai memperkirakan, jika melihat strategi TH sebelum ini yang agak konservatif, pengembalian dividen untuk tahun 2022 diperkirakan tidak terlalu besar karena ketidakpastian pasar ekuitas global.
Melihat situasi keuangan seperti pasar ekuitas yang fluktuatif akibat kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve (Fed) AS sepanjang tahun lalu, banyak investor asing yang kemudian 'lari' dan kembali ke pasar AS. Karena pasar ekuitas AS bergejolak dan suram, lanjut dia, banyak lembaga investasi mengubah strategi mereka untuk meminimalkan risiko daripada memaksimalkan keuntungan.
“Termasuk TH yang dipandang konservatif pada tahun 2022 (berdasarkan keuangan hingga September), karena merasa lebih baik menjaga modal dan menghasilkan keuntungan kecil daripada mencoba memaksimalkan keuntungan tetapi akan terkena risiko modal yang mungkin hilang. ," katanya dilansir dari Bernama, Selasa (14/2/2023).
Pada 30 September 2022, aset TH terdiri dari 60,1 persen atau 52,79 miliar Ringgit Malaysia dalam pendapatan tetap, real estat (8,7 persen atau 7,63 miliar ringgit), ekuitas domestik (16,5 persen, 14,51 miliar ringgit), asing ekuitas (5,1 persen, 4,49 miliar ringgit), ekuitas swasta (1,1 persen, 974 juta ringgit), dan pasar uang (8,5 persen, 7,44 miliar ringgit).
Berdasarkan komposisi tersebut, Barjoyai menilai pendapatan TH akan tetap stabil ditopang oleh instrumen pendapatan tetap.
Hal senada juga diungkapkan oleh Prof Nuradli Ridzwan Shah Mohd Dali dari Fakultas Ekonomi dan Muamalat, Universiti Sains Islam Malaysia, yang mengatakan pengembalian dividen TH tahun 2022 akan sederhana karena dana jamaah melakukan investasi yang aman setelah ketidakpastian ekonomi global.
“Jika kita mempraktikkan investasi yang aman, pengembaliannya akan sederhana. Namun demikian, saya berharap TH tidak mengadopsi strategi defensif ini selamanya. Itu perlu diubah sejalan dengan ekonomi global," katanya.