Senin 14 Dec 2020 12:30 WIB

Jamaah Nilai Umroh di Masa Pandemi Kurang Efektif

Jamaah umroh menilai waktu yang dilewati lebih banyak di tempat karantina.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Jamaah umroh bertawaf di sekitar Ka
Foto: Al Arabiya
Jamaah umroh bertawaf di sekitar Ka

IHRAM.CO.ID, PADANG - Jamaah umroh asal Padang, Sumatra Barat Anita membagikan pengalamannya umroh di tengah pandemi Covid-19. Ia mengatakan ibadah umroh di masa pandemi kurang efektif. Dari pengalaman pribadinya, Anita merasa waktu yang ia lewati selama berangkat umroh lebih banyak di tempat karantina. Selain itu ia juga merasa lebih banyak mengeluarkan biaya tambahan.

"Waktu banyak terpakai karena lebih banyak di tempat karantina demi keamanan dari Covid-19. Saya berangkat waktu itu dari Jakarta," kata Anita. dikutip dari siaran pers yang diterima Republika dari Kemenag Sumbar, Ahad (13/12).

Berdasarkan pengalamannya, Anita harus rapid test sebelum berangkat ke Jakarta. Sampai di Jakarta ia harus karantina di hotel khusus yang diakui oleh Kementerian Haji Arab Saudi selama dua hari dengan biaya yang lumayan besar.

Begitu sampai di Saudi ia juga harus dikarantina tiga hari. Kemudian melakukan test swab dengan standar yang jauh lebih tinggi dari swab yang dilakukan di Indonesia.

"Sehingga bisa saja karena kelelahan penerbangan, hasil swabnya positif sesampai di Saudi," ucap Anita.

Selanjutnya para jamaah juga diawasi sangat ketat saat beribadah di Masjidil Haram dan hanya diperbolehkan melaksanakan ibadah umroh selama tiga jam. Setelah prosesi sa’i yang merupakan bagian dari umroh selesai, jamaah akan diarahkan petugas untuk meninggalkan Masjid.

Selama berada di Saudi para jamaah diberi tanda pengenal khusus dengan QR Code yang memuat seluruh data jamaah yang bersangkutan. Anita pun mengingatkan calon jamaah umroh agar benar-benar paham keadaan di Saudi. Ia menyarankan bila ingin umroh benar-benar dalam kedaan fit dan usia relatif masih muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement