Jumat 05 Sep 2014 20:48 WIB

Meresapi Makna Haji (3-habis)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Chairul Akhmad
Jamaah haji berkumpul di sekitar Jabal Rahmah, Padang Arafah, Arab Saudi.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Jamaah haji berkumpul di sekitar Jabal Rahmah, Padang Arafah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam beribadah haji, jamaah memerlukan perjuangan fisik dan materi. Tidak hanya itu, dosen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Qalbun Salim KH Rusli Hasbi mengatakan, mereka yang beribadah haji juga harus berjuang secara spiritual.

Setiap Muslim yang mampu fisik, materi, dan spiritual wajib melaksanakan haji. “Tetapi haram hukumnya jika ibadah haji ketika masih memiliki utang,” katanya.

Manfaat lain dari ibadah haji, yakni menancapkan rasa keimanan. Perjalanan spiritual ke Baitullah akan memberikan bekas yang luar biasa kepada hati. Ketika sudah pulang ke Tanah Air, dia memiliki kesadaran yang semakin meningkat untuk memaksimalkan ibadah.

“Jamaah haji yang mabrur ketika pulang, tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama ketika belum berhaji. Dia selalu mengingat untuk tidak melakukan maksiat,” ujarnya.

Rusli berpesan jangan sampai ilmu berhaji yang dipersiapkan saat manasik justru terlupa. Jamaah harus senantiasa mengulang bacaan dan tak malu bertanya kepada ulama yang berkompeten. Mereka juga harus menyiapkan fisik dengan olahraga sederhana, membawa makanan pendukung kesehatan, dan obat-obatan.

Satu yang sering terlupa, Rusli memaparkan, makna mampu mencakup mampu menghidupi keluarga selama ditinggalkan. Jamaah yang berangkat wajib menyediakan keperluan wajib keluarga yang ditinggalkan. “Jangan lupa meminta doa dari keluarga,” katanya.

Sebagai rukun Islam, haji sangat berkaitan dengan rukun yang lain. Saat mengucap syahadat, seorang Muslim menyaksikan diutusnya Nabi Muhammad SAW. “Di Makkah Rasulullah dilahirkan. Ke sana pula jamaah haji menuju,” ujar Rusli.

Ketika shalat, kita menghadap kiblat yang searah dengan Ka’bah dan ketika berhaji, kita akan melihat langsung Ka’bah dan beribadah di depannya.

Saat zakat, biasanya kita berzakat untuk orang lain, terutama fakir miskin. Beribadah haji merupakan satu bentuk mengeluarkan rezeki di jalan Allah untuk dirasakan diri sendiri.

Ketika beribadah haji, kita sama saja menggunakan harta yang lebih besar daripada zakat fitrah atau mal. Zakat merupakan proses belajar agar tidak kaget ketika mengeluarkan materi yang lebih besar untuk haji.

Rukun Islam keempat, berpuasa. Puasa Ramadhan merupakan proses belajar tidak hanya puasa dari lapar dan haus, melainkan juga dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Ketika haji pun, jamaah harus berpuasa dan menahan diri dari hal-hal yang haram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement