Selasa 30 Sep 2014 06:03 WIB

PPIH Awasi Ribuan Jamaah yang Memilih Tarwiyah (1)

Persiapan keberangkatan jamaah haji di Tanah Suci.
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Persiapan keberangkatan jamaah haji di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

JEDDAH -- Menjelang pelaksanaan Wukuf di Arafah Jumat 3 Oktober mendatang, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi memberikan perhatian pada jamaah haji yang melakukan Tarwiyah menjelang Wukuf.

Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Achmad Jauhari Chariri mengatakan, jamaah calon haji yang tidak memiliki ketahanan fisik kuat diimbau tidak ikut jamaah yang melakukan Tarwiyah menjelang Wukuf.

Jamaah yang menjalani Tarwiyah biasanya tidak langsung menuju Arafah, tapi terlebih dahulu menuju Mina. Mereka berjalan kaki sejauh 14 km mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Dari Mina, barulah mereka menuju Arafah.

Yang menjadi masalah, ujar Jauhari, saat itu konsentrasi petugas PPIH  masih terpusat di Arafah, sehingga kemungkinan fasilitas pelayanan di Mina masih jauh dari yang diharapkan. Sebab saat itu petugas sedang berkonsentrasi melayani 155.600 calon haji reguler yang menuju Arafah.

"Untuk melayani animo jamaah yang melakukan Tarwiyah, kami harus memberi layanan namun standar minimal. Karena itu kami imbau kepada jamaah yang ikut Tarwiyah agar membawa perbekalan yang cukup, sebab kita belum siapkan katering di Mina pada 8 Dzulhijjah," kata Jauhari di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9).

Pelayanan standar bahkan terbatas di Mina saat sehari sebelum Wukuf, kata dia, adalah layanan katering dan layanan kesehatan.

Maka itu, agar jamaah yang menjalani Tarwiyah tidak menyebar ke mana-mana selama di Mina, PPIH telah berkoordinasi dengan Muassasah Asia Tenggara yang menetapkan tenda maktab agar jamaah tarwiyah asal Indonesia dilokalisir di maktab tertentu. "Jadi tidak perlu sesuai maktabnya, campur saja," kata Jauhari.

Jauhari mengaku hingga kini belum mendapatkan data berapa jumlah jamaah yang menjalani Tarwiyah. Namun diperkirakan mencapai 20 ribu orang, atau mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun lalu yang sebanyak 10 ribu orang.

PPIH Awasi Ribuan Jamaah yang Memilih Tarwiyah (1)

Oleh: Zaky Al Hamzah

JEDDAH -- Menjelang pelaksanaan Wukuf di Arafah Jumat 3 Oktober mendatang, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi memberikan perhatian pada jamaah haji yang melakukan Tarwiyah menjelang Wukuf.

Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Achmad Jauhari Chariri mengatakan, jamaah calon haji yang tidak memiliki ketahanan fisik kuat diimbau tidak ikut jamaah yang melakukan Tarwiyah menjelang Wukuf.

Jamaah yang menjalani Tarwiyah biasanya tidak langsung menuju Arafah, tapi terlebih dahulu menuju Mina. Mereka berjalan kaki sejauh 14 km mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Dari Mina, barulah mereka menuju Arafah.

Yang menjadi masalah, ujar Jauhari, saat itu konsentrasi petugas PPIH  masih terpusat di Arafah, sehingga kemungkinan fasilitas pelayanan di Mina masih jauh dari yang diharapkan. Sebab saat itu petugas sedang berkonsentrasi melayani 155.600 calon haji reguler yang menuju Arafah.

"Pelayanan belum lengkap di Mina. Namun untuk melayani animo jamaah yang melakukan Tarwiyah, mau tidak mau kami harus memberi layanan namun standar minimal. Karena itu kami imbau kepada jamaah yang ikut Tarwiyah agar membawa perbekalan yang cukup, sebab kita belum siapkan katering di Mina pada 8 Dzulhijjah," kata Jauhari di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9).

Pelayanan standar bahkan terbatas di Mina saat sehari sebelum Wukuf, kata dia, adalah layanan katering dan layanan kesehatan.

Maka itu, agar jamaah yang menjalani Tarwiyah tidak menyebar ke mana-mana selama di Mina, PPIH telah berkoordinasi dengan Muassasah Asia Tenggara yang menetapkan tenda maktab agar jamaah tarwiyah asal Indonesia dilokalisir di maktab tertentu. "Jadi tidak perlu sesuai maktabnya, campur saja," kata Jauhari.

Jauhari mengaku hingga kini belum mendapatkan data berapa jumlah jamaah yang menjalani Tarwiyah. Namun diperkirakan mencapai 20 ribu orang, atau mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun lalu yang sebanyak 10 ribu orang.

Kebanyakan jamaah tarwiyah ini berasal dari jamaah haji khusus yang diberangkatkan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Tarwiyah, kata Jauhari, merupakan nilai jual bagi biro perjalanan ibadah haji dan umrah di PIHK-PIHK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement