Kamis 12 Sep 2013 16:44 WIB

Hati-hati, Kasus Kriminal Saat Haji Cenderung Meningkat

Seorang calon haji dari embarkasi Bekasi menunjukkan kartu debit yang diterimanya di Bekasi, Kamis (12/9). Kerja sama pembuatan rekening ini dilakukan Kementerian Agama dengan BNI, Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, dan BRI.
Foto: Republika/Yeyen Rostiyani
Seorang calon haji dari embarkasi Bekasi menunjukkan kartu debit yang diterimanya di Bekasi, Kamis (12/9). Kerja sama pembuatan rekening ini dilakukan Kementerian Agama dengan BNI, Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, dan BRI.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angka kriminalitas terkait uang yang dialami jamaah calon haji (calhaj) cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Anggito Abimanyu, para korban umumnya calhaj lanjut usia (lansia). 

"Ada jamaah yang sudah lanjut usianya, lalu ada yang memanfaatkan situasi," kata Anggito saat meninjau embarkasi Bekasi, Kamis (12/9).

Sedangkan para pelaku diduga memiliki sindikat. Mengenai asal negara pelaku, Anggito mengatakan,"Biasanya mereka berbahasa yang sama dengan kita."

Tahun lalu, kasus yang dilaporkan sebanyak 270 dengan nilai kerugian hampir 700 juta rupiah dan 280 ribu riyal. Dari jumlah tersebut, 220 kasus terjadi di Makkah dan sisanya di Madinah.

Jika dirinci, kasus itu terdiri atas 65 pencurian, 63 penipuan, 60 kehilangan dan 20 kasus perampasan. Kasus lebih banyak terjadi di Makkah karena aktivitas ibadah yang dilakukan jamaah lebih beragam dibanding di Madinah.

Apalagi, saat di Makkah jamaah umumnya mengenakan pakaian ihram dan melakukan ibadahnya pun lebih beragam dibanding Madinah. Tak hanya itu, di Makkah menjadi tempat percampuran jamaah berbagai negara dan tidak ada pemisahan antara pria dan wanita.

"Sedangkan di Madinah, jika kehilangan terjadi di hotel maka bisa diklaim jika memang ada saksi. Di Makkah orangnya individual dan lebih sulit diajak bicara jika terjadi pencurian," katanya.

Saat ini Kemenag sudah menambah sektor khusus yang permanen dan berpusat di Hotel Hilton, berjarak sekitar 10 menit dari Masjidil Haram. Personel pengamanan yang dikerahkan kini 45 orang atau meningkat dari sebelumnya 20 orang.

Para petugas pengaman itu akan berkeliling dan memeriksa sekitar pemondokan dan masjid. Namun,di Madinah, jumlah personelnya tak sebanyak di Makkah.

Selain para petugas yang akan mengenakan seragam, Anggito juga meminta jamaah mengenakan seragam jika bepergian. "Tujuannya, agar mudah dikenali jika tersesat," kata dia.

 

Dapat cashback 5 persen

Demi menjaga keamanan, Anggito mendorong jamaah untuk memanfaatkan layanan kartu debit, hasil kerja sama Kementerian Agama dengan dengan BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BSM.

"Jamaah calhaj dihimbau untuk tidak membawa uang banyak-banyak," kata Anggito 

Berbeda dari tahun sebelumnya, jamaah kini bisa menikmati fasilitas kartu debit dari rekening berisi living cost selama haji. Dengan kartu itu, mereka bisa mengambil uang di ATM dalam bentuk riyal dan berbelanja. Menurut Manajer Divisi Bisnis Kartu Bank BNI, Dedi Hikmart, kartu debet ini akan lebih menguntungkan karena nila tukarnya lebih bagus dan juga mendapat cashback 5 persen.

Jamaah bisa menggunakan kartu itu di berbagai lokasi yang memasang tanda Cirrus, Mastercard, dan Maestro. Untuk setiap penarikan uang akan dikenakan biaya 25 ribu rupiah dan cek saldo dikenai biaya 3500 rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement