REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji asal Indonesia diimbau tidak terlalu memaksakan diri untuk shalat di Masjidil Haram. Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat menjelaskan, kondisi Masjidil Haram yang baru saja direnovasi dapat membingungkan jamaah.
Menurutnya, seluruh tanah yang ada di Makkah itu tanah haram. Jadi pahala mereka yang shalat di masjid di sekitar haram itu sama dengan yang shalat di Masjidil Haram. "Kita berikan penjelasan seperti itu,” pesan Arsyad, Sabtu (14/9) malam waktu Saudi yang dikutip dari Media Centre Haji, Ahad (15/9).
Pengendali Teknis Pengamanan Jamaah Abu Haris mengatakan, kondisi Masjidil Haram mengharuskan jamaah haji untuk lebih berpikir cerdas.
Mengamati perkembangan jamaah ketika Umrah Ramadhan dan pantauan langsung beberapa hari terakhir, alur ibadah jamaah sangat terbatas. "Jika dibiarkan tanpa ada aturan, banyak sekali potensi tabrakan, terutama di jalur masuk dan keluar Masjidil Haram,” kata Abu Haris.
Urutan kegiatan ibadah menjadi terganggu karena jamaah harus berputar. Apalagi tanda-tanda atau petunjuk arah dari area thawaf ke area sai (mas’a) juga sangat terbatas. Personel sektor khusus pun masih sangat terbatas.