Senin 16 Sep 2013 06:45 WIB

Benarkah Amal Buruk Akan Dibalas di Tanah Suci?

Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).
Foto: Antara
Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum Wr Wb

Ustaz, saya mendengar banyak jamaah yang langsung depresi atau mengalami gangguan kejiwaan begitu masuk tanah suci Makkah. Kira-kira mengapa bisa begitu? Benarkah amalan buruk kita di Tanah Air akan dibalas di Tanah Suci?

Faisal

Bogor Jawa Barat

Jawab:

Waalaikumussalam Wr Wb

Ya, memang banyak jamaah ketika tiba di Tanah Suci mengalami depresi, hal ini disebabkan kekurangsiapan mental yang bersangkutan. Banyak faktor penyebabnya mungkin jamaah ini belum pernah bepergian jauh, sehingga perjalanan yang panjang dan melelahkan ini cukup membuat kaget dan bingung.

Mungkin pula dia tidak memahami tentang tata cara manasik.  Apa yang disampaikan di tanah air tidak terserap dengan baik. Akibatnya setiba di Tanah Suci menjadi panik dan kehilangan pengendalian diri.

Atau mungkin pula ia membayangkan yang tidak tidak tentang Tanah Suci termasuk hukuman yang diberikan akibat perbuatan di tanah air, sehingga ia dicekam rasa ketakutan yang serius. Atau pula masalah yang ada di tanah air masih dibawa dan dipikirkan terus menerus sehingga menjadi traumatic experience  yang sulit dihilangkan. Inti dari munculnya jiwa yang depresi adalah kurangnya kepasrahan dan tawakal kepada Allah.

Mengenai pertanyaan apakah amal buruk di Tanah Air akan dibalas di tanah Suci? Tidaklah demikian. Tanah Suci bukanlah killing field (ladang pembantaian). Tanah Suci adalah forgiveness field (ladang pengampunan). Segala dosa-dosa yang kita lakukan insya Allah akan diampuni oleh Allah SWT sepanjang kita memohon dengan khusyuk.

Apalagi di tempat dan waktu yang mustajab, saat wukuf di Arafah misalnya. Disanalah kita benar-benar meminta ampun kepada Allah. Tak ada hijab hamba dan Al Kholiq di padang Arafah. Sebenarnya jika dicermati, hampir semua fragmen haji adalah momen untuk meminta ampun. Thawaf, Sa’i, Jumroh, atau kegiatan lainnya diisi dengan dzikir dan istighfar. “Mintalah kalian kepada Allah dari Karunia-Nya. Sesungguhnya Allah senang untuk diminta” (HR Abu Nu’aim dan Tirmidzi).

Hamba Allah yang berangkat haji jangan berprasangka buruk kepada Allah. Justru dia harus yakin akan kebaikan-kebaikan Allah di Tanah Suci.

 

“Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya bila ia berdzikir dan berdo’a kepada-Ku. Bila ia menyebut dan menyeru nama-Ku dalam hatinya, maka Aku menyebut namanya dalam diri-Ku. Bila ia menyebut dan menyeru nama-Ku dalam kumpulan orang banyak, maka aku menyebut namanya dalam kumpulan orang yang lebih banyak lagi. Bila ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari” (HR Bukhori dan Muslim).

Ustaz HM Rizal Fadillah

Pembimbing Haji/Umroh dan  Pimpinan SYARAFA Tour & Travel Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement