Senin 16 Sep 2013 22:10 WIB

Pesona Kain Ihram di Mata Mahasiswa AS

Jamaah haji berpakaian ihram. Ilustrasi
Foto: muslimmatters.org
Jamaah haji berpakaian ihram. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Danish Vaiyani, seorang mahasiswa Amerika Serikat, terpesona dengan kain ihram. Pakaian ini terdiri atas dua lembar kain putih yang dikenakan oleh semua jamaah haji selama berhaji.

Satu lembar terikat di sekitar pinggang, lainnya melilit ke bahu. Sebuah sabuk ditempatkan di sekitar pinggang demi keamanan. Ihram membuat semua Muslim, baik kaya maupun miskin terlihat sama. “Ihram bisa menghilangkan apa yang sering menjadi ukuran kekayaan seseorang,” ujarnya terkesan.

Kesetaraan ini, menurutnya, sebagai gambaran di hari pembalasan. Di hari itu, semua orang, kaya dan miskin, akan terlihat sama. Ketika berada dalam keadaan ihram, banyak hal yang terlarang. Misalnya dilarang memotong kuku dan rambut. “Kita dipaksa untuk menghormati tubuh selama tiga hari pertama haji,” tuturnya.

Intinya, lanjut Danish, jika kita dapat melakukan itu selama tiga hari, kita pasti dapat melakukannya seumur hidup.

Menurut dia, itu mengajarkan pengendalian diri. “Bahwa tubuh kita bukan sepenuhnya milik kita. Itu hanyalah sebagaian kecil perubahan hidup yang diajarkan saat haji,” kata dia seperti diceritakan pada situs berita on-islam. net.

Memasuki Masjidil Haram, ia merasa seperti terhipnotis. Melihat lantai marmer dihiasi pilar dengan dekorasi yang rumit, perlengkapan pencahayaan emas tampaknya mencair, ia terperangah.

“Satu-satunya kubus hitam yang ada di bumi seperti magnet yang menarik saya,” ujar dia. Saat pertama melihat Ka’bah itu, ia mera sa berada di Tanah Suci adalah saat paling istimewa dalam hidupnya. “Mataku menatap Ka’bah dan air mata pertobatan membasahi wajahku begitu saja,” ujar dia.

Kekagumannya mengunjungi tempat suci tak hanya sampai di situ. Ia bahkan merasa lebih terpesona ketika berada di Masjid Nabawi dibandingkan Masjidil Haram.

Menurut dia, Masjid Nabawi memiliki fitur yang indah. Marmer dihias emas dengan teks tur yang rumit. Baginya, detail dekorasinya sangat mengagumkan.

“Bisa saja duduk di sana selama satu jam hanya sekadar melihat detail dekorasinya,” dia menuturkan. Di masjid yang juga terdapat makam Rasulullah ini, ia merasa berada di dimensi yang berbeda. “Hanya, berada di sana membuat kita mengingat mati dengan begitu jelas,” katanya.

Ibadah haji yang dilakukan sekali seumur hidup ini, menurut dia, bisa mengubah hidup seorang. “Pahala untuk haji adalah pengampunan bagi semua dosa seseorang. Sepulang haji, seseorang bisa menjalani kehidupan yang bersih dari dosa,” katanya. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement