REPUBLIKA.CO.ID, -- Berdasarkan pengalaman selama hampir 29 tahun membimbing jamaah haji, KH Anwar Hidayat dari Yayasan Darul Ulum Parung, Bogor, Jawa Barat mengingatkan para calon jamaah haji utuk banyak meminum air putih di Tanah Suci, terutama menjelang ibadah wukup di Arafah, mabit di Muzdalifah dan melempar Jumrah di Mina.
Berdarkan fakta dan data dari Kementrian Agama Republik Indonesia, kata dia, hampir setiap tahun, calon jamaah haji yang wafat selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina selama kurang lebih lima hari,nangkanya cukup tinggi dibanding ketika sebelum wukup.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Tahun ini jamaah haji Indonesia mulai meninggalkan Tanah Air sejak 10 September. Para calon jamaah haji berangkat untuk wukuf diperkirakan 13 Oktober atau bertepatakn 8 Dzulhijjah bertepatan hari tarwiyah menuju Arafah.
Karena istirahat yang cukup termasuk mengonsum air yang banyak, makanan yang bergizi, jamaah kondisinya sehat. Sedangkan ketika wukuf, memang dibutuhkan fisik yang betul-betul prima. ''Karena jangan pernah meninggalkan air minum supaya tidak terjadi dehidrasi (kekurnagan air),'' ujarnya mengingatkan.
Yang mungkin perlu diperhatikan calon jamaah haji Indoneisa, sambung kyai Anwar, kondisi alam di Saudi berbeda dengan di Indoenesia. Akibat kelembaban yang tinggi seringkali calon jamaah haji keluar keringat sehingga cepat haus dan ingin minum.
Sedangkan di Saudi udaranya kering. Tanpa ada keringat yang keluar dan tidak merasakan haus, sehingga cairan dalam tubuh kita keluar. ''Karena itulah, haus atau tidak haus, harus banyak minum, karena cairan dalam tubuh kita sebetulnya terus menguap,'' jelasnya mengingatkan.
                     
                    



