Selasa 24 Sep 2013 19:17 WIB

Ini Dia Modus Penipuan Terhadap Jamaah Haji di Tanah Suci

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Heri Ruslan
Masjidil Haram sudah mulai dipadati jamaah calon haji yang melakukan tawaf, awal pekan ini.
Foto: Kemenag/Media Center Haji
Masjidil Haram sudah mulai dipadati jamaah calon haji yang melakukan tawaf, awal pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKKAH -- Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Husban Abadi mengatakan, modus penipuan yang dilakukan dengan berpura-pura mengaku sebagai petugas haji lalu menawarkan bantuan untuk membawakan tas jamaah.

Setelah itu, pelaku akan berjalan cepat di tengah kerumunan jamaah haji di Masjidil Haram dan kabur meninggalkan korban yang ditipunya. Sedangkan jamaah karena tidak kenal, kesulitan untuk menjelaskan ciri-ciri si penipu.

Modus lainnya adalah dengan berpura-pura sebagai petugas Masjidil Haram dan memaksa jamaah untuk menyerahkan tasnya karena akan diperiksa. Setelah diserahkan, pelaku pergi meninggalkan korban.

Hingga Selasa (24/9) pagi atau hari keenam sejak jamaah tiba di Makkah, sudah terjadi lima kasus penipuan di Masjidil Haram. Mereka yang menjadi korban adalah Syarifah Aisyah, jamaah haji kloter 1 Embarkasi Batam (BTH-1), kehilangan gelang identitas haji; Rahmat bin Minlu, jamaah haji kloter 3 Embarkasi Lombok (LOP-3), kehilangan uang Rp 2,5 juta dan 2.500 riyal; Pariyah binti Ismail, jamaah haji kloter 1 Embarkasi Solo (SOC-11), kehilangan uang 500 riyal dan handphone; Nahariyah, jamaah haji kloter 4 Embarkasi Makassar (UPG-4), kehilangan uang Rp 2 juta, 1.000 riyal, ATM, dan KTP; dan Nunariyah binti Basyari, jamaah haji kloter 1 Embarkasi Solo (SOC-11), kehilangan tas identias, Rp 1,8 juta dan 30 riyal.

Husban Abadi mengimbau agar setiap Kepala Sektor untuk terus memberikan arahan dan informasi kepada jamaah di setiap sektor agar tidak membawa uang dan perhiasan yang terlalu banyak ketika ke Masjidil Haram. Jamaah juga diminta agar tidak mempercayai orang-orang yang menawarkan jasa (joki). Seluruh ketua rombongan (karom) dan ketua rugu (karu) untuk lebih memberikan perhatian kepada jamaahnya, khususnya ketika sudah berada di Masjidil Haram. “Karom dan Karu harus lebih memperhatikan jamaahnya, jangan dilepas begitu saja di Masjidil Haram,” kata Husban.

Jamaah dimintanya agar hanya percaya pada petugas di Masjidil Haram yang mengenakan seragam petugas dan memiliki ID card petugas. "Orang yang tidak mempunyai ID Card, curigai saja,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement