REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH — Jamaah haji Indonesia menjadi rebutan para sopir lokal di Madinah. Ini karena jamaah tersebut terkenal sopan dan royal memberikan uang tip, minimal satu riyal per orang.
Seorang petugas transportasi Tajudin Nirwan di Madinah mengatakan, setiap pagi stiker yang akan dipasang di bus-bus jadi rebutan mereka.
Stiker itu sebagai tanda bus ditunjuk untuk mengangkut jamaah. “Dan, mereka berebut untuk mendapatkan itu,” katanya.
Namun, sejumlah ketua rombongan mengakui bahwa untuk memberikan tip mereka meminta secara sukarela. Rata-rata memberi sebesar satu riyal, tetapi ada juga yang sedekah hingga lima riyal.
“Biasanya, untuk Madinah sampai Makkah hasil patungan itu berjumlah 100 riyal untuk sopir. “Itu sudah kesepakatan kita (jamaah),” kata seorang ketua kloter.
Fenomena pemberian tip ini berimbas pada bus ziarah. Padahal, semestinya bus ini adalah layanan cuma-cuma dari muasasah. Akibatnya, tak sedikit sopir itu tanpa segan meminta uang tip.
“Sambil bilang sawer-sawer, supir itu meminta tip,” kata Samsudin dari kloter 28 Jakarta-Bekasi. Ia berkesempatan ziarah ke Bukit Uhud.
Namun, justru sebetulnya jamaah RI lebih berharap sopir WNI. Mereka lebih dikenal sabar dan halus mengemudikan kendaraan ketimbang sopir lokal yang acap ugal-ugalan dan tak sungkan meminta tip.
Aksi kebut di jalan itu sering pula merugikan jamaah. “Yang tua-tua jadi sering kaget,” tutur Samsudin yang mengalami langsung insiden senggolan bis yang ia tumpangi dengan sebuah taksi.