Kamis 03 Oct 2013 09:02 WIB

Nomor Maktab Jamaah Berubah

Padatnya jamaah di Arafah-Mina menimbulkan dampak sampingan, yaitu sampah menumpuk di mana-mana.
Foto: Reuters
Padatnya jamaah di Arafah-Mina menimbulkan dampak sampingan, yaitu sampah menumpuk di mana-mana.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Konfigurasi penomoran maktab jamaah haji Indonesia di Mina berubah. Hal itu terjadi lantaran penambahan kapasitas setiap maktab, dari semula 2.800 orang menjadi 3.250 orang. Demikian dikatakan oleh Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari, Rabu (2/10) waktu setempat.

 ”Betul. Jadi, penomoran maktab tidak lagi berurut dari 1 sampai dengan 48 maktab. Ini merupakan konsekuensi pertambahan kapasitas setiap maktab. Sementara di Mina, kapasitas maktab itu tetap 2.800 orang, bahkan sudah dilengkapi pagar permanen,” ujarnya seperti dikutip Media Center Haji (MCH).

Dengan demikian, kata dia, distribusi satu maktab akan ”memakan” sebagian maktab berikutnya. Misalnya, sebagian jemaah yang bermukim di maktab 1 akan tinggal di perkemahan yang sebenarnya sudah masuk ke maktab 2. Demikian seterusnya.

"Oleh karena itu, nanti, ada nomor maktab yang ’hilang’ karena sudah lokasinya sudah penuh. Nah, maktab-maktab inilah yang kemudian berubah, tidak lagi sesuai dengan hasil qur’ah (undian). Totalnya, terdapat 15 maktab yang berubah,” tuturnya.

Perubahan konfigurasi penomoran maktab itu ditegaskan melalui surat berkop Kantor Urusan Haji Indonesia Nomor 587/H/IX/2013. Surat itu ditandatangani oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Syairozi  Dimyathi.

Didalamnya, disebutkan bahwa maktab yang berubah itu adalah Maktab 4 (menjadi 51), Maktab 6 (menjadi 52), Maktab 9 ( menjadi 54), Maktab 12 (menjadi 55), Maktab 14 (menjadi 57), Maktab 17 (menjadi 58), Maktab 19 (menjadi 60), Maktab 22 (menjadi 61), Maktab 27 (menjadi 62), Maktab 30 (menjadi 64), Maktab 33 (menjadi 66), Maktab 34 (menjadi 67), Maktab 39 (menjadi 69), Maktab 41 (menjadi 71), dan Maktab 46 (menjadi 72). 

 ”Perubahan nomor maktab ini sudah diketahui oleh semua kloter sehingga tak lagi menjadi masalah. Justru potensi kebingungan justru ada pada para petugas. Meskipun demikian, insya Allah, para petugas —terutama yang bertugas di Mina— bisa dengan segera menghapal maktab-maktab yang berubah ini,” ucap Jauhari

sumber : MCH
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement