REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pandai-pandai menyesuaikan kondisi fisik dengan aneka ibadah menjadi trik agar tubuh tetap bugar saat puncak haji tiba, yaitu di Arafah-.Muzdalifah-Mina (Armina).
“Jangan memaksa diri untuk umroh sunah dan ibadah yang sunnah lain sehingga ketika pelaksanaan Armina tidak sanggup," kata Kepala Bidang Kesehatan Haji PPIH Arab Saudi, Fidiansjah, kepada tim Media Center Haji (MCH), Kamis (3/10) di Madinah.
Menurut dian pabila memang secara fisik tidak sanggup, maka perlu di badal hajinya. Itu merupakan suatu strategi.
"Ibadah yang dibadalkan tetap mambrur,” kata Fidiansjah.
Jika fisik tidak fit namun ingin tetap melaksanakan sendiri ibadah di Armina, Fidiansjah menyarankan istirahat total.
“Tujuh hari sebelum wukuf atau 2 Dzulhijjah, sebaiknya calon haji menghentikan dulu ibadah sunnah. Butuh waktu sepekan untuk pemulihan kondisi, karena jika dipaksakan bisa pegal-pegal, capai, dan kekurangan cairan,” tuturnya.
Dalam waktu pemulihan tersebut, jamaah dianjurkan untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Istirahat yang cukup, makan teratur dan sesuai yang telah diberikan petugas, jangan membeli makanan dari luar karena kita tidak tahu kebersihannya, gunakan masker meski tidak sakit, dan mencuci tangan,” paparnya.
“Ada salah satu hadis yang mengatakan ibadah yang mendapatkan ganjaran berlipat ganda bukan hanya di masjidl haram, tetapi di Tanah Haram. Jika di dekat pemondokan ada masjid, itu ternyata sama nilai dengan shalat di Masjidil Haram. Namun, jika jamaah tersebut masih sanggup silahkan saja,” lanjutnya