Rabu 09 Oct 2013 13:09 WIB

Bambang Cipto, Tapak Tilas Sejarah Islam

Rep: rosita budi suryaningsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Ibadah haji merupakan salah satu momen untuk memperluas semangat persaudaraan Islam.
Foto: Antara
Ibadah haji merupakan salah satu momen untuk memperluas semangat persaudaraan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bambang Cipto merasa lega berkesempatan menunaikan rukun Islam yang kelima, pergi berhaji.

Meski baru sekali, ia merasakan pengalamannya sewaktu haji tersebut tak terbayar. Berbeda dengan pengalaman ibadah lain yang pernah dilakukannya.

Dalam setiap rukun haji, menurutnya, banyak makna yang tersirat di baliknya. “Ketika melakukan rukun haji, itu seperti tapak tilas perjuangan Rasulullah AW,” ujarnya ketika berbincang dengan Republika beberapa waktu lalu.

Tapak tilas dengan menelusuri kembali jejak sejarah, tempat-tempat yang pernah disinggahi Muhammad SAW memberi sebuah pengalaman yang merasuk hingga ke jiwa guru besar Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Setiap tempat yang didatangi punya nilai cerita yang lekat hubungannya dengan perkembangan agama Islam, dari mulai tawaf, wukuf, sa'i, sampai dengan melempar jumrah. 

“Yang tadinya hanya membaca, misalnya, turunnya wahyu itu di mana, saat itu kita bisa menyaksikannya langsung,” ujarnya.

Melihat tempat-tempat yang mempunyai nilai historis dengan Islam memberikan sebuah pengetahuan baru baginya. Lokasi-lokasi tersebut merupakan saksi bisu dari perjuangan yang dilakukan Rasulullah dan Nabi Ibrahim.

“Berada di tempat tersebut seperti merasakan betapa beratnya perjuangan mereka dan bisa menjadi inspirasi bagi diri untuk tetap menegakkan Islam di muka bumi ini,” katanya.

Ibadah  haji adalah memoar sejarah umat manusia. Sebuah perjalanan spiritual sejak manusia pertama di muka bumi.

Ketika haji, kita juga diwajibkan untuk melakukan wukuf, di tempat ketika Adam dan Hawa pertama kali bertemu setelah turun ke dunia.

Selain menambah pengetahuan, dalam setiap jengkal tempat yang dilewati dan bangunan bersejarah juga mengajarkan kita sebuah keteladanan bagi umat Islam. Muslim bisa meneladani ajaran luhur para nabi. Dari mulai kesabaran, sampai dengan pengorbanan.

Setiap jamaah haji yang melihat langsung tempat tersebut, menurut Cipto, bisa merasa lebih lekat dan lebih tegas dalam ikatannya pada Islam.

“Melakukan sebuah perjalanan tapak tilas dalam pencarian keesaan dan seluruh sifat maha yang dimiliki Allah,” tuturnya.

Perjalanan spiritual yang selalu diiringi zikir dan segala pujian kepada Allah SWT ini pun menjadi lecutan bagi jebolan S-3 Universitas Gajah Mada ini agar bisa menjadi manusia yang lebih baik ke depan. Saat haji, ia tersadar apa yang telah dimiliki itu begitu kecil di banding kekuasaan yang ditunjukkan Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement