REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama, Suryadharma Ali mengaku tidak pernah bosan mengusulkan kepada Pemerintah Arab Saudi agar diizinkan memasang papan petunjuk berbahasa Indonesia. Sebab, banyak jamaah Indonesia tersesat akibat tidak memahami petunjuk arah dalam Bahasa Arab.
"Usulan itu tidak pernah berhenti diminta setiap tahun dan baru diketahui ada penolakan itu disebabkan mereka menganggap Bahasa Indonesia sama dengan Bahasa Melayu dan sudah ada petunjuk itu dalam Bahasa Melayu," kata menteri yang juga Amirul Haj Amirul Haj itu saat mengunjungi Media Center Haji di Daerah Kerja (Daker) Makkah, Rabu (16/10).
Menag kemudian menjelaskan Bahasa Indonesia berbeda dengan Bahasa Melayu walaupun akar Bahasa Indonesia berasal dari Melayu. Selain itu jumlah jamaah Indonesia lebih besar dibandingkan dengan jamaah yang memahami Bahasa Melayu.
"Kalau digabung penduduk Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand yang bisa Bahasa Melayu, jumlahnya tidak seberapa di banding 240 juta di Indonesia. Jadi, sebenarnya sudah pantas ada petunjuk dalam Bahasa Indonesia, terutama saat musim haji," kata Menag yang juga Ketua Umum DPP PPP itu.