REPUBLIKA.CO.ID,
Kedatangan belum tepat waktu.
JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia telah tiba di Tanah Air mulai, Ahad (20/10) malam. Petugas memeriksa kesehatan jamaah yang baru datang terlebih dahulu lantaran khawatir membawa penyakit menular. Upaya pencegahan penyakit salah satunya dilakukan dengan pemasangan mesin pemindai suhu tubuh.
Panitia Pelaksana Ibadah Haji Debarkasi Batam, misalkan, memasang pemindai suhu tubuh di Bandara Hang Nadim Batam untuk memeriksa panas jamaah setibanya di Tanah Air guna mengantisipasi penyebaran virus korona.
“Ada beberapa alat pemindai suhu tubuh yang dipasang di bandara. Jadi, sebelum mereka keluar diperiksa dulu suhu badannya,” kata Wakil Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji Embarkasi Batam Windarto, Senin, ( 21/10).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya menggunakan pemindai untuk kepala, kata dia, mulai tahun ini pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh.
Jika hasil pemindaian jamaah diketahui memiliki suhu tubuh tinggi, akan dipisahkan dari jamaah lain untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Ini untuk mendeteksi dini adanya penyakit serangan virus jamaah, termasuk korona,” kata dia.
Hingga kini, belum ada laporan jamaah Indonesia yang terkena virus korona. Meski demikian, jamaah tetap diminta untuk waspada.
“Kami imbau selalu waspada. Jika dalam beberapa hari ke depan terjadi demam panas, segera memeriksakan diri ke dokter dengan membawa buku kesehatan jamaah haji,” kata dia.
Korona merupakan virus yang sebelumnya sempat menerpa Arab Saudi. Badan Organisasi Kesehatan PBB (WHO) memuji Pemerintah Saudi yang dinilai berhasil mengantisipasi mewabahnya virus mematikan tersebut saat musim haji.
Di Padang, jamaah haji Debarkasi Padang yang tiba di Asrama Haji Tabing Padang pun harus melewati pendeteksi suhu (thermal scanner) untuk mengantisipasi kemungkinan tertular penyakit dari Tanah Suci.
Menurut Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Padang Tasman di Padang, Senin, jika ada jamaah yang suhu tubuhnya terdeteksi diatas 38 derajat Celcius maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh tim medis di Poliklinik Asrama Haji Tabing.
Di Jakarta, pemeriksaan kesehatan pun dilakukan. Kloter pertama jamaah haji Indonesia debarkasi Jakarta tiba di Tanah Air melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad (20/10) malam pukul 21.40 WIB.
Wakil Sekretaris PPIH DKI Jakarta Latifuddin mengatakan, setelah kedatangan di Bandara Halim Perdanakusuma, jamaah diperiksa paspornya melalui imigrasi.
Petugas pun terlebih dahulu memeriksakan kesehatan jamaah. Setelah itu, jamaah dibawa ke asrama haji Pondok Gede untuk dibagikan tas bagasi dan air zamzam. “Baru, kemudian bisa dijemput keluarga masing-masing,” ujarnya.
Kedatangan jamaah haji di Indonesia masih diwarnai keterlambatan. Seperti, pada kedatangan kloter pertama debarkasi Jakarta.
Kedatangan kloter pertama yang berjumlah 450 orang jamaah dan lima orang petugas haji ini terlambat 1,5 jam lebih dari jadwal ditentukan, pukul 20.00 WIB.
Humas PT Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan, kendati setiap tahun pada awal pemulangan jamaah kepadatan di Bandara King Abdulaziz (KAA) sangat padat, pihaknya akan berupaya memaksimalkan pemulangan jamaah sesuai jadwal.
“Kita selalu berupaya on time. Walau, traffic di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, menjadi kendala pada pemulangan ini. Kedatangan kloter 1 JKG ( Jakarta-Pondok Gede) ini cukup baik mengingat traffic/ yang padat, kita masih bisa on time. Mudah-mudahan, kita bisa tetap mempertahankan on time performance (OTP), ini,” ujarnya.
Kepala Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma G Maliti mengatakan, pihaknya tidak bisa menjanjikan untuk tidak adanya keterlambatan kedatangan pesawat.
“Jika terjadi keterlambatan, biasanya penyebabnya adalah keterlambatan terbang dari Arab Saudinya,” ujarnya. Dalam masa pemulangan jamaah haji seperti ini, bandar udara Jeddah sangat padat karena jutaan jamaah haji ingin secepatnya pulang.