Sabtu 26 Oct 2013 09:44 WIB

Pembagian Zam-zam Semraut, Jamaah Luput Shalat

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
  Jamaah haji kloter pertama menunggu di ruang serbaguna Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta usai mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad (20/10) malam.    (Republika/Yasin Habibi)
Jamaah haji kloter pertama menunggu di ruang serbaguna Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta usai mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad (20/10) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK GEDE-- Sepuluh bus jamaah haji berbaris rapi di depan Gedung Serba Guna (SG) 3 Asrama Haji Pondok Gede (AHPG), Jumat (25/10). Kedatangan jamaah haji hanya untuk sekedar mengambil air zam-zam, menjalani prosedur imigrasi, dan mengambil tas tentengan mereka.

Namun, proses yang sebenarnya sederhana tersebut ternyata berlangsung semrawut. Tas tentengan yang tiba lebih dulu di pelataran Gedung SB 3 tersebut tidak diatur untuk memudahkan jamaah. Para hujjaj yang baru tiba di Tanah Air itu pun kalang kabut mencari tas mereka.

Sepasang jamaah haji yang sudah lanjut usia, Sadri dan Rumaya tampak kebingungan. "Dari tadi bapak (suami) mencari, tak ketemu-ketemu," jelas Rumaya dalam bahasa Sunda kepada Republika.

Tidak hanya sampai disitu, setelah jamaah menemukan tas tentengan mereka, perjuangan selanjutnya adalah membawa setumpuk bawaan mereka ke dalam bis. "Aa, boleh minta tolong bawain tas saya. Suami saya pakai tongkat, jadi tidak bisa bawa," ucap Sa'diya.

Selain tas tentengan seberat 7 kg, jamaah juga harus membawa air zam-zam masing-masing satu kardus. Ada juga kotak makanan ringan yang dibagikan percuma oleh panitia. Untuk mengangkut semua itu memang cukup repot. Ditambah lagi parkir bis cukup jauh dari Gedung SG 3. Beberapa jamaah tampak kewalahan.

Akibat semrawutnya proses itu dan pembagian zam-zam tersebut, shalat fardhu Maghrib pun luput oleh sebahagian besar jamaah. Kebanyakan jamaah karena takut tertinggal bis, mereka pun lebih memilih untuk tidak shalat maghrib di Gedung SG 3.

"Kalau urusan shalat, itu tergantung manusianya. Kita tidak mungkin mengarahkan mereka," papar koordinator lapangan pihak Garuda Indonesia di AHPG, Hertog Wahyu. Menurutnya, ia memberikan kesempatan kepada jamaah untuk menunaikan shalat maghrib terlebih dahulu, sebelum nantinya akan diangkut ke Serang Banten. Namun itu dikembalikan lagi kepada jamaah, apakah ingin menunaikan shalat maghrib atau tidak.

Sementara itu, belasan jamaah yang menggelar shalat maghrib di dalam gedung SG3 pun merasa tak nyaman. Belum lagi mereka selesai shalat, petugas sudah memanggil mereka untuk segera naik bus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement