REPUBLIKA.CO.ID,
Sebanyak 78 ribu jamaah gelombang kedua memasuki Madinah secara bertahap.
MADINAH — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah siap melayani sekitar 78 ribu jamaah haji gelombang dua yang datang ke Madinah secara bertahap mulai Jumat (25/10) dini hari.
“Jamaah haji gelombang dua mulai datang pada Jumat (25/10) sebanyak tujuh kloter. Dua kloter tiba dini hari, sementara lima lainnya siangnya. Semua petugas sudah siap memberikan pelayanan,” kata Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari di Madinah, Rabu (23/10) malam waktu setempat.
Ia menjelaskan, jamaah pertama yang datang, yaitu Kloter 5 Banjarmasin sekitar pukul 01.30 dan tak berapa lama tiba kloter 11 Lombok. Sedangkan, Jumat siang datang Koter 11 Balikpapan, Kloter 37-38 Solo, serta Kloter 32 dan 33 Jakarta-Bekasi.
“Hari pertama tiba tujuh kloter. Selanjutnya, setelah normal, kami akan menerima sekitar 11 kloter setiap hari,” katanya usai melakukan Rapat Kordinasi Daker Madinah.
Ia mengungkapkan, berdasarkan evaluasi pelayanan haji gelombang satu, terungkap banyak jamaah yang bingung untuk kembali ke pondokan setelah shalat di Masjid Nabawi.
Karena itu, petugas yang tidak siaga diminta untuk ikut bersama-sama melakukan shalat di Masjid Nabawi, khususnya saat shalat ssubuh.
Akhmad Jauhari menjelaskan, banyak kloter yang datang pada malam hari. Kemudian, mereka baru melaksanakan shalat pertama pada waktu Subuh sehingga belum sempat mendapatkan orientasi tentang kondisi medan.
“Begitu shalat Subuh selesai, mereka kebingungan untuk kembali ke pondokan. Kurangnya petugas di sekitar Nabawi usai shalat Subuh itulah yang dikeluhkan jamaah gelombang pertama,” katanya.
Jamaah gelombang dua adalah mereka yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada 25 September 2013. Mereka tidak diarahkan ke Madinah, tetapi langsung ke Makkah.
Jauhari melanjutkan, hal lain yang akan berusaha diperbaiki, yaitu pelayanan katering, khususnya menyangkut menu dan ketepatan distribusi makanan.
“Sebagian jamaah gelombang pertama mengeluhkan buah jeruk yang asam sehingga akan diganti dengan jenis lain,” katanya. Demikian juga, soal ketepatan waktu distribusi. Ia sudah meminta petugas melapor ke bagian katering jika dua jam sebelum waktu makan mendapatkan jatah.
Di Makkah, Kementerian Haji Arab Saudi mengeluarkan pemberitahuan bahwa tawaf bagi jamaah yang memakai kursi roda dialokasikan pada malam hari.
“Ada edaran dari Kementerian Haji yang disampaikan melalui Muasassah Asia Tenggara bahwa tawaf kursi roda dialokasikan waktunya pada pukul 21.00-03.00 (waktu setempat),” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat di Makkah, Kamis (24/10).
Pengalokasian waktu tersebut, kata Arsyad, sebagai upaya Pemerintah Arab Saudi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan, khususnya bagi jamaah yang menggunakan kursi roda.
Ingatkan penyelundupan
Secara terpisah, jamaah diimbau agar tidak lagi menyelundupkan air zamzam. Koordinator X-ray PT Angkasa Pura 2 Asrama Haji Pondok Gede, Purnadi, mengingatkan, bagaimanapun upaya penyelundupan air zamzam di dalam koper tersebut bisa diketahui oleh petugas.
Jadi, ia mengharapkan jamaah haji sebaiknya mematuhi peraturan yang berlaku soal bagasi. “Mereka pikir kita tak tahu. Padahal, itu terdeteksi semua,” ujar Purnadi kepada Republika.
Air zamzam dalam pindaian sinar X akan berwarna lebih pekat. Sedangkan, air mineral biasa akan berwarna jingga.
Banyak cara dilakukan jamaah untuk menyembunyikan air tersebut. Seperti, membalutnya dengan kertas timah dan beranggapan tak terdeteksi x-ray, menimbun dan membalutnya dengan pakaian, hingga memisahkannya dengan botol kecil-kecil di dalam koper.
Pejabat PT Garuda Indonesia Koordinator Urusan Haji di Asrama Haji Pondok Gede, Rismondari, mengatakan, jika memang jamaah bersikukuh ingin membawa air zamzam yang lebih ke Tanah Air, ia sudah menyediakan jasa kargo. Menurutnya, kargo tersebut lebih aman dan bisa sampai di Tanah Air lebih cepat.