Ahad 27 Oct 2013 06:57 WIB

Tujuh Masjid Penjaga Madinah

Rep: Hannan Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Salah satu sudut kota Madinah, Arab Saudi.
Foto: NET
Salah satu sudut kota Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Satu dari beberapa tempat yang menjadi tujuan perziarahan jamaah haji dan umrah adalah Masjid Sab’ah.

Secara harfiah, Masjid Sab’ah berarti masjid yang berjumlah tujuh buah, yaitu sekelompok masjid-masjid dengan ukuran kecil dan jumlahnya mencapai tujuh buah. Masjid tersebut antara lain; Masjid Salman, Masjid Abu Bakr, Masjid Umar, Masjid Usman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fath.

Secara geografis, masjid-masjid ini terletak di kaki Bukit Sala’ yaitu sebelah Barat Laut Masjid Nabawi. Jaraknya sekitar 3 km dari Kota Madinah al Munawwarah. Sebenarnya, masjid masjid ini tidak menjadi bangunan masjid yang refresentatif untuk shalat berjamaah, karena ukurannya yang sangat kecil layaknya seperti sebuah pos keamanan.

Memang menurut riwayat, Masjid Sab’ah (Masjid Tujuh) merupakan pos keamanan yang ditempati oleh sahabat- sahabat Nabi Muhammad SAW ketika meletusnya Perang Khandak. 

Secara harfiah Khandak berarti Parit, yaitu perang ketiga setelah Perang Badr dan Perang Uhud. Perang ini diikuti langsung oleh Rasulullah SAW. Perang Khandak meletus di bulan syawal tahun ke-5 Hijriyah yang bertempat di sekitar Kota Madinah. 

Peristiwa ini terjadi ketika Kota Madinah dikepung dan diserang oleh musuh dari pihak Kafir Quraisy. Perang ini juga disebut juga dengan perang Ahzab, karena Kafir Quraisy mengajak suku-suku lain, seperti Yahudi dari Khaibar, Bani Salim, Bani Asad, Gatafan, Murah dan Asyja’ untuk bergabung bersama mereka menggempur pertahanan kaum muslimin, khususnya di Kota Madinah. 

Menyikapi kondisi seperti ini, Salman Al-Farisi, seorang sahabat Nabi yang berasal dari Persia mengusulkan untuk membentuk benteng pertahanan kaum muslimin dengan membuat parit di sekeliling Kota Madinah terutama di bagian utara kota.

Ketika pasukan sekutu Quraisy sampai di Madinah, mereka tercengang dengan adanya parit yang menganga lebar dan dalam, sehingga tujuan mereka hendak menyerang Kota Madinah gagal total.

Mereka akhirnya hanya menghamburkan anak panah yang dilepas dari busurnya tanpa mengenai sasaran. Sesekali diantara mereka ada yang ingin menyeberang seperti ‘Amr, tetapi ditebas oleh Ali bin Abi Thalib hingga tewas.

Demikian ‘Ikrimah Ibn Abu Jahl gagal menyeberangi khandak (parit), karena dlhalau oleh Ali Bin Abi Thalib serta mujahidin muslimin lainnya, sehingga ia lari terbirit-birit.  Akhimya, Kafir Quraisy dan sekutunya memutuskan untuk berkemah di sekitar Kota Madinah tanpa membawa hasil apapun.

Untuk mengawasi benteng pertahanan (parit) tersebut, Rasulullah memerintahkan untuk membangun pos pengawasan yang sekaligus berfungsi sebagai tempat shalat yang ditempati oleh tujuh sahabat utama Nabi. Maka berdirilah tujuh buah masjid yang sekarang dikenal dengan Masjid Sab'ah (Masjid Tujuh).

Kondisi masjid-masjid itu sekarang masih cukup baik, namun oleh karena adanya perluasan kawasan kota oleh pemerintahan Arab Saudi, maka lokasi masjid-masjid ini terkena gusuran, sehingga jumlahnya hanya tinggal 5 buah masjid.

Oleh karena itu masjid- masjid yang dulunya disebut Masjid Sab'ah (Masjid Tujuh), sekarang berubah nama menjadi Masjid Khamsah (Masjid Lima).  Sementara khandak (parit) yang disebutkan dalam sejarah tersebut, juga sudah tiada lagi, sebab sudah diratakan untuk menjadi sebuah jalan.

Mengunjungi Masjid Khamsah dapat mengingatkan setiap jamaah kepada kearifan Rasulullah SAW dalam menerima pendapat orang lain yang lebih baik dan benar walau berasa) dari bawahannya sendiri. Setiap muslim dapat berbuat seperti itu, manakala semangat menjunjung tinggi kebenaran telah merasuk dalam kalbu kita masing-masing.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement