Selasa 29 Oct 2013 12:12 WIB

Mengintip Sejarah Dua Masjid Suci di Makkah

Masjidil Haram
Foto: erick yusuf
Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Museum arsitektur dua masjid suci (Two Holy Mosques Architecture) terletak di pinggiran kota Makkah, Arab Saudi, sekitar 10 kilometer ke arah barat dari Masjidil Haram.

Di museum yang diresmikan sekitar 20 tahun yang lalu tersebut, bisa ditemui perjalanan sejarah dua masjid suci yakni Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Gedung museum Two Holy Mosques Architecture (arsitektur dua masjid suci) terbagi dalam beberapa ruangan, di antaranya ruang Masjidil Haram, ruang Ka'bah Al Musharaf, ruang fotografi, ruang Masjid Nabawi serta sumur zamzam.

Begitu memasuki pintu museum, pengunjung disambut oleh miniatur replika Masjidil Haram di ruang penerima tamu. Di situ, pengunjung dapat melihat Masjidil Haram sebelum dan sesudah perluasan.

Memasuki ruang berikutnya, area Masjidil Haram, dapat dilihat sejumlah benda bersejarah yang pernah terpasang di Masjid tempat Ka'bah berada itu. Di antaranya adalah tangga kayu ke pintu Ka'bah yang dipergunakan tahun 1240 Hijriyah.

Ada juga potongan besar marmer berukir yang membentuk mimbar Masjidil Haram pada abad kesepuluh Hijriyah serta pintu Ka'bah yang saat ini sudah tidak digunakan.

Benda-benda yang berkaitan dengan Ka'bah seperti Kiswah (kain penutup Ka'bah), alat tenun tradisional pembuat Kiswah, pilar Ka'bah dari tahun 65 Hijriyah, dapat ditemukan di ruang Ka'bah Al Musharaf.

Di ruang foto, pengunjung dapat menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi di Masjidil Haram dari waktu ke waktu. Begitu juga dengan foto Masjid Nabawi dan kota Madinah di masa lalu.

Sejumlah mushaf Alquran terutama abad 13 Hijriyah, salah satunya yang paling menarik pengunjung adalah mushaf asli Alquran pada masa Usman bin Affan dipamerkan di ruang Inscription and Manuscript (prasasti dan naskah).

Sementara beberapa pintu masjid dan mimbar, dipamerkan di ruang Masjid Nabawi, masjid yang di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW. Di ruang tersebut terdapat pula miniatur masjid yang juga mendapat julukan "Haram" tersebut.

Sebuah sumur berpagar besi berukir lengkap dengan timba dan kerekan, menjadi pusat perhatian di ruang sumur zamzam. Menurut keterangan yang tertera, kerekan itu digunakan untuk menimba air zamzam pada akhir abad 14 Hijriyah, sedangkan ember timbanya berasal dari tahun 1299 H.

Di area zamzam juga terdapat jam matahari yang digunakan untuk menentukan waktu shalat pada masanya, ada pula jam yang pertama dipasang di Masjidil Haram.

Untuk dapat menikmati benda-benda yang dipamerkan di museum tersebut, pengunjung tidak dipungut biaya, namun harus mengajukan surat izin terlebih dahulu dan datang berkelompok, tidak bisa sendiri-sendiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement