REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji diminta untuk memeriksakan kesehatan sebelum berangkat ke tanah suci dan selalu menjaga kesehatan terkait kewaspadaan terhadap epidemi seperti Ebola maupun Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV).
"Jamaah harus menjaga betul kondisi kesehatan agar prima. Kalau tidak sehat sebaiknya jangan. Harus berangkat dengan kondisi kesehatan prima," ujar Menkes Nafsiah Mboi di Jakarta, Selasa (19/8).
Kementerian Kesehatan terus melakukan sosialisasi mengenai Ebola yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) dan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dalam waktu relatif singkat.
Menkes mengatakan, Arab Saudi belum melaporkan adanya kasus Ebola di negara tersebut dan telah menghentikan sementara pemberian visa bagi negara episenter Ebola yaitu Guinea, Sierra Leonne dan Liberia.
"Arab Saudi sudah beri jaminan kepada kita. Kasus yang dari Liberia ternyata negatif Ebola. Mereka juga sudah menutup visa bagi negara-negara itu," kata Menkes.
Meski demikian, sebagai langkah kewaspadaan, Menkes meminta agar para calon jamaah haji untuk menjaga kesehatannya selama pelaksanaan ibadah haji.
Dibandingkan dengan MERS CoV, penularan Ebola relatif lebih sulit karena melalui cairan tubuh sedangkan MERS Cov dapat ditularkan melalui udara.
Selain itu, pembatasan perjalanan dari negara-negara terjangkit yang telah dilakukan sejak ditetapkannya status PHEIC dinilai cukup mampu meredam penularan penyakit itu. Meski demikian, jamaah haji diharapkan dapat mewaspadai penularan penyakit-penyakit tersebut dan segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan jika mengalami gangguan kesehatan.