Selasa 26 Aug 2014 06:11 WIB

Tip Bagi Jamaah Haji Penyandang Penyakit Degeneratif (1)

Jamaah Haji Lansia
Foto: Republika/M Subarkah
Jamaah Haji Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni

YOGYAKARTA -- Kebanyakan lansia (lanjut usia) di Indonesia tak lepas dari berbagai penyakit degenarif seperti diabetes mellitus, jantung, pembesaran prostat jinak, demensia (pikun), stroke dan gagal ginjal.

Lansia yang menderita penyakit degeneratif bila akan menunaikan ibadah haji kondisinya harus benar-benar disiapkan dan mengantisipasi supaya mampu menunaikan ibadah haji dengan baik.

Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, dr Probosuseno, SpPD-K.Ger, FINASIM memberikan berbagai tip untuk enam penyakit degeneratif tersebut.

Pertama, penyakit Diabetes Mellitus (DM). Menurut dr Probosuseno, penyakit ini yang paling banyak menyebabkan hambatan beribadah jika sudah kena komplikasi luka dan membusuk pada kaki.

Bila kondisinya seperti itu, kata dia, penyembuhannya lama. ''Bau busuk membuat penderitanya menjadi redah diri, dan sedih karena beribadah tidak bisa maksimal. Belum lagi membuat orang lain tidak nyaman,'' ujarnya.

Ia menyebutkan, pemantauan atau penemuan awal penyakit DM ini, bisa dilakukan di Puskesmas. Bahkan banyak kader kesehatan di posyandu yang bisa memeriksa gejala penyakit ini.

Obat penyakit ini, menurut dia, biasanya di Puskesmas tersedia. Jika belum mantap, bisa diperiksa di rumah sakit yang ditangani dokter spesialis penyakit dalam. ''Obatnya bisa pil atau suntikan yang sangat praktis dan mudah, dengan menggunakan BPJS gratis.''

Bagi calon jamaah haji yang menderita penyakit Diabetes Mellitus, disarankan untuk membawa persediaan obat yang cukup.

''Sebaiknya membawa obat yang cukup. Setiap petugas di Kloter memiliki alat pengetes kadar gula darah,'' ujarnya menerangkan.

Bagi calon jamaah haji penderita penyakit DM, sebaiknya memperhatikan makanan dan minuman yang terkendali, yakni dihitung kalorinya; banyak melakukan olahraga, misalnya berjalan kaki, dengan memakai alas kaki sekitar 30 menit setiap hari atau bersepeda.

Ia menyarankan perlunya meminum obat yang teratur, juga pemantauan kadar gula secara mandiri. ''Perhatikan kaki, keringkan setiap habis basah, memakai kaos kaki bahan katun yang bersih dan kering.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement