REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni
Kedua, penyakit pembesaran prostat jinak. Menurut dr Probosuseno, kelenjar yang terletak di bawah kandung kencing, membesar dengan tambahnya usia, jika menjepit saluran kencing dapat meyebabkan sering kencing atau menurunnya pancaran. Atau jika kencing terhenti alirannya macet.
Jika mengejan keluar lagi. Untuk dapat kencing, kata dr Probusesuno, menunggu cukup lama atau macetnya total aliran air kencing sehingga kandung kencing membesar.
Ia menyebutkan, apabila prostat sangat besar tetapi belum terindikasi operasi, dapat dicegah macetnya kencing dengan meminum obat kelompok alfa blocker dan dapat ditambah finasterid.
Jika ukuran prostat membesar, dr Probosuseno menyarankan sebaiknya periksa ke dokter geriatri atau internis atau ahli bedah urologi. ''Sebaiknya membawa obat yg cukup jumlahnya ke Tanah Suci,'' ujar dr Probosuseno menyarankan.
Untuk calon jamaah haji yang menderita penyakit pembesaran prostat jinak, dr Probosuseno mengungkapkan, di Arab Saudi harga obat ini sangat murah dengan dosis yang tinggi. ''Minum obatnya dipotong menjadi empat,'' sarannya.
Dr Probosuseno juga menyarankan calon jamaah haji yang menderita penyakit pembesaran prostat jinak tidak boleh menahan kecing terlalu lama.
''Tips yang paling penting adalah jangan menahan kencing terlalu lama, sebaiknya kencing setiap 2-3 jam sekali. Jangan kencing setelah terasa mau kencing (karena kandung kencing penuh),'' ujarnya mengingatkan.
Hal itu disebabkan, biasanya antrean di kamar kecil di Tanah Suci cukup panjang. Terlebih-lebih pada saat pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan melempar jumrah di Mina yang kondisinya sangat padat.