REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemberangkatan jamaah haji kloter pertama asal Indonesia akan segera dilakukan. Calon jamaah akan berangkat untuk memenuhi panggilan Allah mulai 1 September mendatang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan agar pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008.
Tahun ini, selain membuat buku manasik yang dikalungkan di leher jamaah, pemerintah juga membuat aplikasi manasik yang bisa diakses melalui ponsel android. “Dalam pekan ini, kita harapkan sistem bisa segera beroperasi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik bagi jamaah,” ujar Lukman.
Dari sisi kesehatan, seluruh calon jamaah dan petugas diwajibkan divaksinasi meningitis. Balaibalai kesehatan dan pengobatan, kata dia, telah dikoordinasikan bersama Kementerian Kesehatan, terutama terkait virus Ebola yang belakangan santer menjangkiti masyarakat Afrika.
Untungnya, empat negara yang terindikasi mengalami penyebaran virus Ebola tahun ini sementara belum diizinkan untuk melakukan ibadah haji.
Demi keselamatan dan kenyamanan jamaah haji, Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan perusahaan angkutan di bawah koordinasi Pemerintah Saudi untuk melayani jamaah.
Khusus di Makkah, bagi jamaah yang tinggal di pemondokan lebih dari dua kilometer dari Masjidil Haram, akan difasilitasi dengan transportasi yang bekerja selama 24 jam. Di setiap halte, disediakan dua petugas untuk melayani jamaah haji. Bus juga dilengkapi dengan GPS agar tidak tersesat.