REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2014 non-kloter untuk Daerah Kerja (Daker) Makkah akan berangkat dua gelombang.
Gelombang pertama menggunakan pesawat Garuda GA-980 sebanyak 45 orang dan gelombang kedua menggunakan pesawat Garuda GA- 982 sebanyak 374 orang yang terdiri dari 212 orang dari Kementerian Agama dan 162 orang dari Kementerian Kesehatan.
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Kinerja Petugas Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Khoirizi pada wartawan, Sabtu malam (30/8). Sebelumnya PPIH Daker Jeddah dan Madinah sudah diberangkatkan tanggal 27 Agustus. ''Petugas haji untuk daerah Madinah dan Jeddah didahulukan supaya jamaah haji disambut oleh kawan-kawan lebih dahulu,''ujarnya.
Petugas PPIH Daker Makkah setelah sampai Jeddah langsung ke Makkah dan tidak jadi ke Madinah dahulu. Supaya tidak terlalu kecapekan karena harus mempersiapkan untuk kedatangan jamaah haji Indonesia yang datang di Makkah tanggal 9 September.
Lebih lanjut dia mengatakan jumlah petugas haji tahun ini terdiri dari petugas kloter sebanyak 1.885 orang, petugas non kloter sebanyak 809 orang, temus (mahasiswa luar negeri) sebanyak 125 orang dan mukimin Arab sebanyak 533 orang. ,
Menurut Khoirizi, petugas haji tahun ini dari segi kualitas lebih baik. ''Tetapi yang menilai kawan-kawan, Tolong amanah ini dijaga dengan baik sehingga bisa memberikan pembinaan, perlindungan. Dia berpesan kepada Media agar membuat berita yang menyejukkan sehingga tidak membuat keresahan keluarga yang ada di Indonesia,''kata dia.
Lebih lanjut dia mengungkapkan untuk penguatan transportasi direkrut secara khusus sebanyak `17 orang, , karena 64 persen jarak penginapan ke Masjidil Haram di atas 2000 meter. ''Kalau tidak didukung petugas haji yang cekatan, dan punya kemampuan dan fisik yang bagus, tidak tertutup kemungkinan jamaah haji dari Indonesia akan salah saing dalam berebut bus,''ungkap Khoirizi.
Ia menambahkan tahun ini ada kekosongan sekitar 25 orang petugas haji yang mengundurkan diri setelah masa pelatihan selesai dengan berbagai macam alasan, misalnya diminta pimpinan tidak boleh berangkat.




