REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jawa Barat, akan memanfaatkan mesin pendeteksi panas tubuh untuk mengantisipasi masuknya sejumlah penyakit menular ke Indonesia selama agenda pemulangan haji.
"Kita akan menggunakan alat pendeteksi panas untuk melihat kemungkinan ada haji yang tertular penyakit berbahaya selama di Tanah Suci," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Ananto Prasetya Hadi, di Bekasi, Ahad (31/8).
Menurut dia, alat itu dapat membaca kondisi kesehatan haji melalui suhu tubuh. "Biasanya, bila panasnya berlebih, ada kemungkinan dia terserang penyakit. Bisa karena kelelahan fisik, atau justru pengaruh penyakit yang saat ini sedang tren," katanya.
Penyakit tersebut, kata dia, bisa berupa maningitis, virus ebola, dan lainnya. "Saat proses pemulangan, petugas harus konsen pada penyakit yang kini sedang tren, yakni maningitis dan ebola," katanya.
Menurut dia, panas tubuh merupakan salah satu penanda imun tubuh tengah bekerja melawan virus berbahaya sehingga efektif dijadikan sebagai sebuah indikasi penyakit. Jika anggota jemaah tersebut positif terjangkit penyakit berbahaya, kata dia, pihaknya akan segera merujuk yang bersangkutan ke puskesmas daerah asal.
"Jemaah akan kami bagikan kartu kewaspadaan kesehatan jemaah haji untuk memonitor perkembangan kesehatan mereka hingga di Tanah Air," katanya.