Ahad 31 Aug 2014 18:47 WIB

Gunakan Kapal Perang, TNI AL Umrah

Rep: C70/ Red: Djibril Muhammad
Kapal Perang Indonesia (KRI) milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL)
Foto: Antara
Kapal Perang Indonesia (KRI) milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggunakan kapal perang, rombongan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispen AL), Manahan Simorangkir menjelaskan para kru kapal perang tersebut tiba di Arab Saudi pada Rabu (27/8) saat dalam perjalanan dari Inggris ke Indonesia dengan membawa tiga kapal pesanan TNI AL, yaitu Kapal KRI Tom, KRI Jol dan KRI Usman Harun.

"Sudah jadi tradisi bagi TNI AL khususnya pemimpin AL, bapak kapal Laksamana Marsetio, memberikan kesempatan buat kru kapal yang ingin melaksanakan umrah. Karena meraka punya waktu dua sampai tiga hari di sana," kata Manahan kepada Republika, Ahad (31/8).

Dijelaskannya, ketiga kapal perang yang dibawa para kru dari Inggris yang pada masing-masing kapal berjumlah 85 orang dan 10 perwira, transit di Pelabuhan Islam Jeddah.

"Kapal ini rutenya, karena dia tidak bisa langsung ke Indonesia, dia harus isi BBM, bahan makanan, air tawar dan sebagainya, salah satunya berhenti di Jeddah," tutur Manahan.

Jadi, lanjutnya, kesempatan umrah merupakan suatu kebijakan dari pemimpin TNI AL, dengan memberikan kesempatan kerohanian. Karena menurutnya, para tentara harus ada pembinaan mental tak hanya mengisi hari-harinya dengan latihan-latihan dan kesempatan penggalaman tugas.

"Memberikan kesempatan pada seluruh prajuritnya atau perwiranya untuk melaksanakan seperti tur rohani," ujar Manahan.

Ia melanjutkan, tak hanya untuk tentara yang beragama Muslim pengalaman tur kerohanian diberikan. Namun untuk tentara yang beragama nasrani, saat merapat di Itali, komandan kapalpun memberikan kesempatan pada kru kapal untuk lebih mengenal Vatikan.

Artinya, Manahan menambahkan, para kru bukan hanya bersenang-senang atau menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak penting.

Sembari menunggu kapal terisi dengan keperluan perjalanan jauh, para prajurit perang diberikan kesempatan bergantian untuk melaksanakan ibadah, seperti di Jeddah melaksanakan umrah.

"Ini satu penghargaan dari pemimpin, yang kedua adalah pembiaan rohani bagi prajurit kita agar mereka punya keimanan dan dan ketakwaan," tambah orang nomor satu di jajaran Penerangan Angkatan Laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement