Sabtu 06 Sep 2014 13:49 WIB

Arnoud Van Doorn, Temukan Kedamaian di Tanah Suci (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil / Red: Chairul Akhmad
Arnoud van Doorn (kiri).
Foto: Muslimvillage.com
Arnoud van Doorn (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, Sebelumnya, hidup Van Doorn dijalani sia-sia dan tanpa tujuan. Van Doorn merindukan banyak hal sebelum memeluk Islam.

Keputusan Arnoud van Doorn menjadi mualaf pada tahun lalu sempat mengguncang publik dunia, terutama kalangan anti-Islam di Eropa. Bagaimana tidak, pria berusia 48 tahun itu dulunya sempat dikenal sebagai salah satu anggota Partij voor de Vrijheid (PVV), sebuah partai sayap kanan Belanda yang gigih menentang Islam.

Hingga akhir 2011, Van Doorn juga dikenal sebagai seorang pendukung kuat Geert Wilders, politikus Belanda yang memproduksi film Fitna. Film yang dirilis pada 2008 itu telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia lantaran isinya yang sangat provokatif dan sarat dengan kebencian.

Beberapa bulan setelah menjadi Muslim, tepatnya Oktober 2013, Van Doorn kembali menjadi objek pemberitaan di media-media Barat. Ia dilaporkan tercatat sebagai salah satu dari jutaan orang yang datang ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji.

Ketika menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut, ia mengaku merasakan sukacita yang luar biasa selama berada di Madinah. Pengalaman dan perasaannya saat berhaji itu sempat pula ia ungkapkan di laman media sosial miliknya.

“Berdoa di Raudhah #Madinah,” kicau pria itu pada akun Twitter miliknya yang ia posting langsung dari Madinah pada musim haji tahun lalu.

Menurut Van Doorn, Islam telah mengisi kekosongan spiritual yang sudah terlalu lama ia rasakan. “Sebelumnya, hidup yang saya jalani sia-sia dan tanpa tujuan. Saya merindukan banyak hal sebelum memeluk Islam,” ujar Arnoud, dikutip dari Okaz.

Ia pun merasakan penyesalan yang sangat dalam lantaran dulu telah ikut ambil bagian dalam pembuatan film Fitna. Karena itu, dia berharap keberadaannya di tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah ketika berhaji bisa membuka jalan pengampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya.

Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa ia kemudian memutuskan untuk melaksanakan ibadah haji hanya beberapa bulan setelah menjadi mualaf. “Saya benar-benar menyesali dosa saya sebelumnya. Saya benar-benar ingin mencari pengampunan dari Allah SWT,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement