Ahad 07 Sep 2014 12:28 WIB

E-Hajj Bermasalah, Indonesia Renegoisasi Pemondokan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Indah Wulandari
Pemondokan haji Indonesia
Foto: Republika/Heri Ruslan
Pemondokan haji Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Sistem E-Hajj yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi berdampak pada kurangnya kapasitas pemondokan jamaah haji Indonesia.

“Alhamdulillah, persoalan perbedaan kapasitas 1.700 orang di pemondokan sudah sepenuhnya bisa diatasi,''kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Endang Jumali, Ahad (7/9).

Proses sinkronisasi kontrak pemondokan, khususnya hotel, menurutnya dilakukan, karena  terjadi perbedaan kapasitas tempat tidur di hotel yang dikontrak untuk pemondokan jamaah haji Indonesia.  Setelah sempat dilakukan negosiasi ulang antara PPIH  Daker Makkah dengan para pemilik hotel, akhirnya beberapa pemilik hotel yang bermasalah bersedia melakukan perubahan kontrak.

Secara administratif beberapa pemilik hotel yang bermasalah juga sudah menyelesaikan permasalahnya dengan Dinas Pariwisata Makkah.

Dari hasil renegosiasi, rata-rata pemilik hotel bersedia melakukan perubahan kontrak. Ketika ada kapasitas yang berbeda dengan skema E-Hajj, maka pemilik hotel akan  mencarikan sendiri bangunan pendukung sebagai titik penempatan baru dan jaraknya relatif dekat dengan wilayah induk.

Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam sistem E Hajj terdapat standarisasi dalam  penempatan jamaah, terutama untuk hotel  pada setiap kamar hotel paling banyak empat kapasitas, walaupun secara riil, kamar hotel tersebut bisa ditempatkan empat orang atau lebih.

“Pola standarisasi hanya khusus hotel yang mendapat sertifikat (tashnif). Sedangkan hotel yang tidak mendapatkan sertifikat, jumlah tempat tidur bisa disesuaikan dengan ruang dan fasilitas yang ada,” terang Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement