Selasa 09 Sep 2014 09:30 WIB

Daud, Sang Penakluk Askar Bandara (2)

Jamaah haji memadati Bandara King Abdul Aziz di Jeddah
Jamaah haji memadati Bandara King Abdul Aziz di Jeddah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Kejadian itu adalah saat pamannya menanyakan; "Daud, apakah kamu sudah makan," dalam bahasa Indonesia. Daud yang sudah lama berkecimpung di Arab Saudi dan tidak bergaul dengan tata bahasa Indonesia tidak menjawab pertanyaan pamannya. Mulutnya kelu.

Air mata Daud langsung mengalir. Tanpa menghiraukan keheranan pamannya, Daud masuk kamar dan langsung telpon bapaknya di Arab Saudi. "Bapak, paman bicara apa. Saya tidak tahu maksudnya," kata Daud, mengenang kisah itu.

Perbincangan beda bahasa itu membuat Daud ingin kembali ke Arab Saudi. Namun pamannya mencegah dan meminta tinggal beberapa pekan.

Daud akhirnya mampu bertahan hingga enam bulan. Sebuah prestasi bagi orang asing asli keturunan Indonesia di negara Indonesia.

Daud memutuskan kembali ke Arab Saudi dan menjadi pegawai Muassasah Asia Tenggara, yang bertanggung jawab mengatur kuota jamaah haji, melayani jamaah haji di Asia Tenggara.

Masih tetap tak bisa berbahasa Indonesia. Di tahun pertama sebagai pegawai Muasassah Asia Tenggara, Daud melayani jamaah haji asal Malaysia. Di sini, Daud mulai berinteraksi dengan bahasa Melayu.

Tahun berikutnya hingga 10 tahun, Daud menjadi pegawai Muassasah Asia Tenggara, sehingga interaksi dengan jamaah haji yang berbahasa Melayu --termasuk bahasa Indonesia-- semakin kental. Kosa kata bahasa Indonesia terus bertambah, meski belum fasih berdialog dengan bahasa Indonesia.

Tahun 2008, Daud memutuskan melamar pekerjaan di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) Indonesia. Daud diterima. Di tahun pertama, dia ditempatkan di bagian Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

Di kantor ini ada aturan. Pegawai TUH tidak boleh berbahasa Arab. Hal itu menjadi ancaman bagi Daud. Meski ada aturan itu, diam-diam, dia tetap berbahasa Arab dengan tenaga musiman (temus) yang juga kelahiran Arab Saudi (meski berkewarganegaraan Indonesia).

Namun, kemampuan berbahasa Arab yang dimiliki Daud membuat dia ditempatkan di bagian layanan Bandara di tahun kedua atau tahun 2009.

Sejak itu, Daud banyak berinteraksi dengan jamaah calon haji, petugas PPIH. Termasuk dengan pengelola bandara dan para askar. Tentunya, kosa kata berbahasa Indonesia makin bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement