Oleh: Neni Ridarineni
Boleh jadi, di antara ribuan karyawan Kemenag, dialah yang paling sering menunaikan ibadah haji. Karena sampai sekarang hanya dialah satu-satunya PNS yang menjadi teknisi di Kemenag.
Semua kendaraan yang rusak di lingkungan Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, mulai dari mobil dinas dirjen hingga stafnya, dialah yang memperbaiki. Kadang di luar jam kantor pun dia diminta untuk memperbaiki kendaraan pribadi milik karyawan Kemenag.
Menurut dia, karena setiap tahun menjadi petugas haji, tentu ada tambahan pendapatan yang bisa dibawa pulang untuk keluarga. Ia mengaku sudah menghajikan istrinya serta bisa membiayai sekolah dan kuliah ketiga anaknya.
Anak pertamnya kuliah di Politeknik Universitas Indonesia, anak kedua kuliah di Poltekes Farmasi Jakarta, dan si bungsu masih duduk di bangku SMP.
Dia mengaku tak tahu apa yang membuatnya bisa “dipilih” Allah sehingga bisa menunaikan ibadah haji setiap tahun. “Saya selalu bekerja dengan sepenuh hati dan selalu shalat tepat waktu. Sejak kecil, saya suka pergi ke masjid,” ungkapnya.
Dia teringat, waktu masih SD dan tinggal di Sidorejo, Brosot, salah satu desa di Kabupaten Kulonprogo DI Yogyakarta, bersama teman-temannya rajin mencuci tikar masjid di dekat rumahnya.
“Setiap hari Kamis sepulang sekolah, saya bersama teman-teman beramai-ramai mencuci tikar agar kalau dipakai shalat Jumat selalu bersih.” Semua ini, kata dia, dilakukan atas kesadaran sendiri, tanpa keinginan untuk mendapat imbalan dari siapa pun.