REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Memasuki hari kesebelas sejak pemberangkatan kloter pertama jamaah Haji Indonesia ke Tanah Suci Senin (1/9), tidak ada jamaah haji yang terjangkit virus ebola.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Jumat (12/9) berdasarkan laporan dari petugas haji di Saudi Arabia. “Jamaah kita aman-aman saja dari Ebola,” kata Menag semringah.
Meski begitu, menag mengakui banyak calhaj Indonesia yang sakit, baik yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) maupun di sejumlah rumah sakit Arab Saudi.
Termasuk di antaranya masih menjalani proses pengobatan rawat jalan. Namun, Lukman menegaskan jamaah yang sakit tersebut bukan akibat terserang virus ebola melainkan karena faktor kelelahan dan kondisi cuaca di Arab Saudi.
Ia menyebut, data terakhir menunjukkan sebanyak 1.212 calhaj mendapatkan layanan kesehatan rawat jalan. Masing-masing sebanyak 153 jamaah rawat jalan di RS Arab Saudi, dan 1062 jamaah mendapat rawat jalan pada kelompok terbangnya.
Selain itu, sebanyak 36 jamaah dirawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi dan 49 lainnya menjalani rawat inap di Balai Pengobatan Haji Indonesia.
Faktor utama penyebab jamaah sakit adalah kondisi badan yang menurun akibat kelelahan. Kebanyakan jamaah, lanjut menag, sibuk berkegiatan dan melakukan syukuran sebelum keberangkatan. Hal tersebut membuat mereka kurang istirahat lantas energinya terkuras setibanya di tanah suci.