Jumat 19 Sep 2014 05:15 WIB

Bahasa, Kendala Utama dalam Pelayanan di BPHI

Rep: neni ridarineni/ Red: Damanhuri Zuhri
Balai Pengobatan Haji Indonesia daerah kerja Makkah
Foto: Heri Ruslan/Republika
Balai Pengobatan Haji Indonesia daerah kerja Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah terdapat jamaah haji Indonesia  yang berasal dari berbagai daerah dengan bahasa yang berbeda-beda. Ada pasien yang berasal dari Ujung Pandang, Pekanbaru, Sidoarjo, Grobogan, Padang, dan sebagainya.

Tak semua pasien paham dan menguasai bahasa Indonesia. ''Seringkali saya tidak tahu mereka maunya apa dan mereka juga tidak paham apa yang saya sampaikan,'' kata Kepala Balai Pengobatan Haji Indonesia Makkah Agus Widyatmoko pada MCH, di depan Ruang ICU BPHI Makkah.

Itu yang terjadi pada Amanah, salah seorang jamaah haji Indonesia. Ketika ditemui MCH, dia tidak jelas bahasa apa yang digunakan. Ditanya dengan bahasa Indonesia, dia pun tak mengerti. Bahasa merupakan kesulitan yang paling utama di BPHI.

Tidak semua jamaah haji paham dengan bahasa Indonesia. Makanya petugas kesehatan di BPHI berasal dari berbagai daerah. Hal ini untuk menjembatani agar petugas kesehatan bisa berkomunikasi dengan pasien.

Menurut Agus, kadang ada satu provinsi dengan banyak macam bahasa. Pernah ada pasien dari Aceh tidak mengerti bahasa Indonesia.

''Kemudian kami datangkan petugas dari Aceh, ternyata bahasa Acehnya berbeda dengan daerah asal petugas,'' ungkap Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement