Oleh: Neni Ridarineni

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Aroma kuah bakso tercium saat memasuki pintu besi kecil yang tak jauh dari Gedung Balai Pengobatan Jamaah Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Dari luar, tak ada tanda-tanda ada penjual bakso. '

'Namun di samping pintu besi itu ada seorang bapak dengan bahasa Indonesia bertanya dan mempersilahkan masuk, "Mau beli bakso? Masuk saja." kata bapak itu kepada ROL.

Masuk ke dalam pintu besi, ternyata di dalamnya seperti lorong yang lebarnya hanya sekitar 1,5 meter, ada satu buah meja dan tiga buah kursi kayu. Di samping meja kursi ada berbagai barang-barang rumah tangga termasuk sebuah kulkas. Lorong ini seperti dijadikan gudang pemilik rumah.

"Di sini biasanya orang membeli bakso atau mie ayam untuk dibawa pulang. Kalau dimakan di sini ya seperti ini tempatnya seadanya,''kata Husein. Seorang anak perempuan Husein datang sambil membawa tiga botol air aqua dan tiga lontong dibungkus plastik serta tiga kantong kerupuk.

Sekitar 15 menit kemudian, Husein membawa tiga buah  mangkok plastik berisi bakso dan sebuah mangkok plastik berisi mie ayam. "Mak Nyus . Alhamdulillah mantap rasanya. Ini yang namanya bakso , kuahnya daging sapi beneran. Biasanya kalau di sini makan bakso kuahnya srlalu rasa daging kambing,''ungkap salah seorang teman dari MCH.

Husein mengaku awalnya dia dan isterinya tak berniat jualan bakso. Tapi di tahun 2008-an di daerah tempat tinggalnya merupakan daerah penginapan para jamaah haji yang berasal dari  Indonesia dan banyak yang bertanya, kalau mau beli bakso di mana.

''Saya dan isteri mencoba membuat bakso dan saya sampaikan ke majikan saya mau berjualan bakso. Majikan saya membolehkan dan berpesan hati-hati,''kata Husein yang berprofesi sebagai sopir.

Ikuti Whatsapp Channel Republika