REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni dari Tanah Suci
MAKKAH -- Sungguh malang nasib dua pasang suami isteri yang merupakan jamaah haji Indonesia. Keduanya tampak kebingungan ketika ditemukan di perempatan lampu merah yang berjarak sekitar 500 meter dari Masjidil Haram.
Kedua pasang suami-istri tersebut hanya menggunakan ID Card yang dikalungkan dengan bertuliskan PT Arroyan Tour and Travel.
Sementara gelang yang biasa dikenakan jamaah haji Indonesia tak ada sama sekali. Saat ditanya tinggal di hotel apa? Mereka menjelaskan tempat tinggalnya di sekitar Masjidil Haram. Namun tidak menjelaskan di mana lokasinya dan mengaku tempat tinggalnya seperti rumah penampungan.
Karena belum jelas lokasi tempat tinggalnya, kedua jamaah haji Indonesia yang berasal dari Jawa Timur langsung dibawa ke kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah.
Ternyata sepasang suami ini termasuk jamaah haji non kuota. Mereka tidak tahu kalau mereka termasuk jamaah haji non kuota yang tidak terdata di Kementerian Agama maupun Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
''Saya kebetulan ditawari seorang kyai untuk menunaikan ibadah haji dan bisa berangkat tahun ini dengan membayar Rp 80 juta per orang. Waktu itu kami membayar Rp 160 juta untuk berdua yang membiayai anak-anak,'' ungkap ayah dari delapan anak ini .
Hanya dalam waktu tiga bulan pengurusan visa langsung keluar dan setelah enam bulan kemudian, kedua pasang suami isteri tersebut dipastikan bisa berangkat menunaikan ibadah haji. Suami isteri ini berangkat dari Airport Juanda Kamis (18/9) dan rombongannya hanya 18 orang.