REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH—Setiap penyelenggaraan haji, penerbangan ketibaan dan kepulangan selalu padat di bandara Arab Saudi. Antisipasi transit beberapa jam pun membuat keberadaan hotel transito menjadi penting.
“Jumlah jamaah yang akan transit dari Kota Madinah ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, sebanyak 33.500 orang. Sedangkan daya tampung hotel bisa mencapai 3.900 orang,” ungkap Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat, Senin (22/9).
Hotel transito, jelasnya, khusus disediakan untuk jamaah haji Indonesia yang baru tiba dari Kota Madinah, setelah menjalani ibadah Shalat Arbain (shalat 40 waktu tanpa putus) di Masjid Nabawi.
Jamaah haji diberangkatkan secara bertahap dari Kota Madinah ke Jeddah dan beristirahat satu malam di hotel transito untuk memulihkan kesehatannya. Perjalanan dari Madinah ke Jeddah membutuhkan waktu 5-6 jam.
Sedangkan jamaah haji yang dipulangkan dari Makkah melalui Bandara Jeddah tidak akan menggunakan hotel transito karena langsung diarahkan menuju bandara. "Kami harap hotel transito ini bisa menampung jamaah," kata Arsyad.
Direktur Urusan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menambahkan, hotel transito ini diperlukan karena perjalanan dari Madinah menuju Jeddah cukup lama, sehingga jamaah haji perlu istirahat satu malam.
Selain memulihkan kondisi fisik, keberadaan hotel transito tersebut juga untuk mengantisipasi kemungkinan penundaan keberangkatan pesawat yang akan membawa jamaah haji ke Tanah Air.
"Sepuluh hari pertama penerbangan pesawat itu, pasca Wukuf biasanya ada saja delay karena peak season jamaah tinggal menunggu di hotel daripada menunggu di bandara," kata dia.
Manajer operasional Diwan Al Asel, Mochmmad Husein, menyatakan pihaknya siap melayani jamaah haji Indonesia sesuai kontrak. Jarak perjalanan Hotel Diwan Al Aseel maupun lima hotel lain dengan Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah rata-rata sekitar 15-20 menit.