Senin 22 Sep 2014 14:10 WIB

Ini Alasan Pemondokan Transito Dibutuhkan Jamaah

Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.
Foto: Republika/Muhammad Subarkah/ca
Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.

Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Manajer operasional Diwan Al Asel, Mochmmad Husein, menyatakan pihaknya siap melayani jamaah haji Indonesia sesuai kontrak. "Insya Allah, kami siap melayani jamaah haji Indonesia," katanya kepada ROL terkait kesiapan pemondokan transito di Jeddah. Jarak perjalanan Hotel Diwan Al Aseel maupun lima hotel lain dengan Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah rata-rata sekitar 15-20 menit.

Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat menambahkan, jumlah jamaah yang akan transit dari Kota Madinah ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, sebanyak 33.500 orang. Sedangkan daya tampung hotel bisa mencapai 3.900 orang. 

Hotel transito ini khusus disediakan untuk jamaah haji Indonesia yang baru tiba dari Kota Madinah, setelah menjalani ibadah Shalat Arbain (shalat 40 waktu tanpa putus) di Masjid Nabawi. Jamaah haji diberangkatkan secara bertahap dari Kota Madinah ke Jeddah dan beristirahat satu malam di hotel transito untuk memulihkan kesehatannya. Perjalanan dari Madinah ke Jeddah membutuhkan waktu 5-6 jam. S

Sedangkan jamaah haji yang dipulangkan dari Makkah melalui Bandara Jeddah tidak akan menggunakan hotel transito karena langsung diarahkan menuju bandara. "Kami harap hotel transito ini bisa menampung jamaah," kata Arsyad.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menambahkan, hotel transito ini diperlukan karena perjalanan dari Madinah menuju Jeddah cukup lama, sehingga jamaah haji perlu istirahat satu malam. Selain memulihkan kondisi fisik, keberadaan hotel transito tersebut juga untuk mengantisipasi kemungkinan penundaan delay keberangkatan pesawat yang akan membawa jamaah haji ke Tanah Air (Indonesia).

"Sepuluh hari pertama penerbangan pesawat itu (pasca Wukuf) biasanya kan ada saja delay (penundaan penerbangan) karena peak season (masa kepulangan jamaah haji sedunia), penerbangan ke seluruh dunia cukup padat. Kalau ada informasi delay, jamaah (haji Indonesia) tinggal menunggu di hotel daripada (menungggu) di bandara," kata dia. Meski, kata dia, tahun-tahun sebelumnya, delay penerbangan ke Indonesia sudah jarang terjadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement